Sabtu 09 Jul 2022 00:20 WIB

Rusia tak Berniat Buka Dialog dengan AS

Rusia sebut AS yang secara sepihak menghentikan kontak bilateral kedua negara.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Rusia tak berniat membuka dialog dengan AS karena Washington yang secara sepihak menghentikan kontak bilateral kedua negara.
Foto: AP/Maxim Shemetov/Pool Reuters
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Rusia tak berniat membuka dialog dengan AS karena Washington yang secara sepihak menghentikan kontak bilateral kedua negara.

REPUBLIKA.CO.ID, BALI – Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengungkapkan, negaranya tidak memiliki intensi untuk membuka atau menawarkan dialog dengan Amerika Serikat (AS). Menurut dia, Washington yang secara sepihak menghentikan kontak bilateral kedua negara.

“Bukan kami yang menghentikan kontak timbal balik, ini telah dilakukan oleh AS. Hanya ini yang bisa saya katakan. Kami tidak mengejar siapa pun, menawarkan untuk bertemu. Jika mereka tidak ingin berbicara, itu adalah pilihan mereka,” kata Lavrov seusai menghadiri pertemuan menlu G20 di Bali, Jumat (8/7/2022), dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

Terkait peran Indonesia secara umum di kancah global dan sebagai ketua G20, Lavrov menyebut Indonesia memegang posisi bertanggung jawab serta memahami pentingnya membangun dialog sesuai norma-norma internasional. Menurutnya, hal itu sejalan dengan prinsip-prinsip kesetaraan berdaulat.

“Menurut saya, ini adalah posisi yang tepat bagi Indonesia sebagai negara (berdaulat) dan sebagai negara anggota PBB serta sebagai ketua G20 dan sebagai ketua masa mendatang ASEAN,” ucap Lavrov.

Dalam pertemuan di menlu negara anggota G20 di Bali, Menlu Retno Marsudi kembali menyerukan diakhirinya perang di Ukraina. “Adalah tanggung jawab kita untuk mengakhiri perang lebih cepat dan menyelesaikan perbedaan kita di meja perundingan, bukan di medan perang,” ujar Retno.

Retno menjelaskan, dunia baru saja pulih dari pandemi Covid-19. Namun kini harus dihadapkan krisis lain akibat perang Rusia-Ukraina. “Efek riaknya dirasakan secara global, pada makanan, energi, dan ruang fiskal. Seperti biasa, negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah paling terpengaruh,” ucapnya.

Indonesia turut mengundang Menlu Ukraina Dmitry Kuleba dalam pertemuan menlu G20 di Bali. Kuleba berpartisipasi secara virtual. Konflik Rusia-Ukraina sudah berlangsung sejak 24 Februari lalu. Hingga kini, belum ada tanda-tanda pertempuran bakal berakhir dalam waktu dekat.

Rusia sedang menggencarkan serangannya di wilayah timur Ukraina. Moskow sudah menguasai Luhansk. Kini mereka sedang membidik Donetsk. Sebelum menyerang Ukraina, Rusia sudah mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk, dua wilayah yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement