REPUBLIKA.CO.ID, PAMPLONA -- Ribuan orang yang bersuka ria mengenakan pakaian putih dan syal merah memenuhi jalan-jalan Pamplona Spanyol pekan ini. Dentuman petasan memulai festival lari banteng San Fermin pertama sejak pandemi Covid-19 melanda.
Hujan gerimis tidak menyurutkan semangat lautan orang yang memadati Townhall Square kota utara. Pakaian mereka sudah basah oleh anggur merah dan sangria yang mengalir bebas selama festival delapan hari yang dipopulerkan oleh novel Ernest Hemingway berjudul The Sun Also Rises.
"Saya pernah ke San Fermin berkali-kali sebelumnya, tetapi ini sangat berbeda, orang-orang melewatkan perayaan, mereka senang bersama keluarga, senang tanpa makser, mereka hanya ingin merasa hidup dan menikmati sinar matahari, " kata Michelle Rene dari San Francisco.
Seorang turis dari Hawaii Pablo Cortes menonton upacara pembukaan "Chupinazo" dari balkon. "Energinya luar biasa ini adalah pesta terbesar, hal terbesar yang pernah saya lihat dalam hidup saya," katanya.
Acara lari dengan melibatkan enam banteng aduan mengejar pelari melalui jalan-jalan sempit di Old Quarter Pamplona sepanjang 800 meter dimulai pada Kamis (7/7/2022) dan berlanjut selama seminggu, termasuk akhir pekan. Ada total delapan putaran total dan biasanya masing-masing berlangsung antara tiga dan lima menit.
Peserta lari akan berakhir di arena adu banteng. Hewan-hewan itu dikurung sebelum muncul kembali di adu banteng malam. Acara ini mempertaruhkan nyawa para hewan tersebut.
Acara tahunan itu dibatalkan pada 2020 dan 2021 karena pembatasan virus corona. Namun, kelompok hak-hak hewan ingin itu dilarang untuk selamanya.
Puluhan aktivis hak-hak binatang yang mengenakan kostum dinosaurus memprotes di Pamplona awal pekan ini. Mereka meneriakkan "Adu banteng adalah prasejarah!"
Festival ini juga berbahaya bagi manusia. Setidaknya 16 pelari telah kehilangan nyawa selama tahun-tahun sebelumnya, korban terakhir adalah seorang pria yang ditanduk banteng pada 2009.