REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Sekitar 10 ribu tentara Ukraina akan dilatih di Kementerian Pertahanan dan pangkalan militer di seluruh Inggris dalam beberapa bulan mendatang. Demikian BBC melaporkan pada Sabtu (9/7/2022) pagi.
Kementerian Pertahanan Inggris menyampaikan, melalui program itu akan mempersiapkan rekrutan Ukraina untuk pertempuran dalam Perang Ukraina-Rusia
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan, program pelatihan tersebut digambarkan sebagai ‘fase berikutnya dalam dukungan Inggris untuk Ukraina di tengah invasi Rusia’. Diperkirakan akan ada sekitar 1.050 anggota tentara Inggris yang melatih sebanyak 10 ribu personel militer Ukraina dalam 120 hari.
Seperiti dilansir dari BBC News, program tersebut akan dijalankan oleh Brigade Bantuan Pasukan Keamanan ke-11 Angkatan Darat Inggris, yang bertanggung jawab atas pelatihan, perlengkapan, dan perencanaan strategis serta pengorganisasian pasukan asing.
Ini akan mencakup penanganan senjata, pertolongan pertama selama pertempuran, kerajinan lapangan, taktik patrol, dan hukum konflik bersenjata (juga dikenal sebagai hukum humaniter internasional).
“Dengan menggunakan keahlian Angkatan Darat Inggris kelas dunia, kami akan membantu Ukraina membangun kembali pasukannya dan meningkatkan perlawanannya saat mereka mempertahankan kedaulatan negara mereka. Kami berada di tangan Ukraina,” kata Wallace.
Inggris telah secara teratur melatih tentara Ukraina pada tahun-tahun setelah pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014, yang memperbarui konflik antara Ukraina dan tetangganya yang jauh lebih besar di Timur.
Diluncurkan pada tahun 2015, Operasi Orbital didirikan. Pelatihan diberikan kepada sekitar 22 ribu personel militer Ukraina pada Februari 2015 hingga Februari 2022, ketika dihentikan karena invasi Rusia pada 24 Februari.
Operasi itu juga melihat Inggris memasok Angkatan Bersenjata Ukraina dengan persenjataan anti-armor, termasuk lebih dari 4.000 rudal anti-tank, menurut Kementerian Pertahanan Inggris. Wallace menekankan bahwa operasi akan dilanjutkan ketika perang dengan Rusia berakhir, Telegraph melaporkan pada bulan Mei.