Ahad 10 Jul 2022 18:35 WIB

Israel Tewaskan 15 Anak Palestina Sepanjang 2022

Angka pelanggaran terhadap anak yang dilakukan Israel terus meningkat setiap tahunnya

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Organisasi Defence for Children International – Palestine (DCIP) mengungkapkan, sepanjang tahun ini, Israel sudah menewaskan 15 anak Palestina. (ilustrasi).
Foto: EPA/MOHAMMED SABER
Organisasi Defence for Children International – Palestine (DCIP) mengungkapkan, sepanjang tahun ini, Israel sudah menewaskan 15 anak Palestina. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Organisasi Defence for Children International – Palestine (DCIP) mengungkapkan, sepanjang tahun ini, Israel sudah menewaskan 15 anak Palestina. Menurut mereka angka pelanggaran terhadap anak yang dilakukan Israel terus meningkat setiap tahunnya.

Anak-anak, remaja, dan pemuda Palestina kerap melakukan perlawanan saat tentara Israel berusaha menggusur atau merebut tanah tempat mereka tinggal. Perlawanan itu direspons pasukan Israel dengan melemparkan granat kejut, menembakkan gas air mata, dan memukuli mereka.

Baca Juga

“Mayoritas anak-anak Palestina yang menjadi sasaran pasukan pendudukan Israel adalah laki-laki muda,” ungkap Direktur DCIP Ayed Abu Eqtaish, dikutip Middle East Monitor, Ahad (10/7/2022).

Dari 15 anak Palestina yang tewas di tangan pasukan Israel sepanjang tahun ini, satu di antaranya ditembak oleh penembak jitu. Anak itu bernama Muhammad Abu Salah (16 tahun) asal desa Al-Yamoun, Jenin, Tepi Barat. Peristiwa penembakan terhadapnya terjadi pada 13 Februari lalu.

Terlepas dari banyaknya instrumen hukum dan standar yang coba diterapkan masyarakat internasional untuk melindungi hak-hak anak, jumlah pelanggaran terhadap anak Palestina semakin meningkat dari tahun ke tahun. “Pelanggaran terhadap hak-hak anak Palestina disebabkan oleh kehadiran pasukan pendudukan Israel di wilayah pendudukan Palestina,” ungkap Ayed Abu Eqtaish.

Menurut Ayed, tahun lalu DCIP mendokumentasikan 78 anak Palestina yang tewas dibunuh pasukan Israel. Sebanyak 61 anak berasal dari Jalur Gaza, sementara sisanya tinggal di Tepi Barat. Sebanyak enam anak dari 61 anak Palestina yang tewas di Gaza, kehilangan nyawa saat Israel menggempur wilayah tersebut pada Mei 2021.

“Tapi yang terpenting, kami melihat dari dokumentasi kami bahwa tidak ada kebutuhan menembak dan membunuh anak-anak Palestina. Sebab mereka tidak menimbulkan ancaman bagi kehidupan tentara Israel," kata Ayed.

Selama ini DCIP selalu menawarkan pembelaan hukum kepada anak-anak dan remaja Palestina yang ditangkap Israel. DCIP bahkan mengawal mereka hingga proses persidangan. “Selama 10 tahun terakhir, hanya satu tentara Israel yang didakwa atas pembunuhan seorang anak Palestina. Hukuman yang diterimanya lebih ringan daripada hukuman yang dijatuhkan kepada seorang anak Palestina karena melempar batu ke kendaraan Israel," ungkap Ayed.

Dia menyayangkan komunitas internasional karena tidak mampu berbuat atau mengambil tindakan tertentu untuk menuntut pertanggungjawaban Israel. “Impunitas internasional adalah tulang punggung pendudukan Israel,” ujarnya.

"Meskipun banyak pelanggaran hukum hak asasi manusia internasional, Israel belum dimintai pertanggungjawaban atas praktik brutalnya dan percaya bahwa mereka memiliki lampu hijau untuk melanjutkan pembunuhan serta pelanggaran hak-hak warga sipil Palestina, termasuk anak di bawah umur," kata Ayed menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement