Senin 11 Jul 2022 08:28 WIB

Israel akan Selidiki Laporan Kuburan Massal Tentara Mesir

Kuburan massal diduga berisi jenazah-jenazah komando Mesir pada perang Timur Tengah

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengatakan pemerintahnya akan menyelidiki laporan kuburan massal di Israel tengah yang diduga berisi jenazah-jenazah komando Mesir yang tewas dalam perang Timur Tengah tahun 1967.
Foto: Anadolu Agency
Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengatakan pemerintahnya akan menyelidiki laporan kuburan massal di Israel tengah yang diduga berisi jenazah-jenazah komando Mesir yang tewas dalam perang Timur Tengah tahun 1967.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengatakan pemerintahnya akan menyelidiki laporan kuburan massal di Israel tengah. Kuburan ini kabarnya berisi jenazah-jenazah komando Mesir yang tewas dalam perang Timur Tengah tahun 1967.

Kantor perdana menteri mengatakan laporan ini dibahas dalam pembicaraan antara Lapid dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi melalui sambungan telepon. Dua surat kabar Israel mempublikasikan kesaksian yang mengindikasi terdapat kuburan tanpa nisan di dekat Latrun, daerah antara Yerusalem dan Tel Aviv. Di sana diduga menjadi lokasi pasukan Israel berperang melawan tentara Mesir beberapa puluh tahun yang lalu.  

Surat kabar Yedioth Ahronoth dan Haaretz mempublikasikan arsip dan wawancara dengan warga yang mengingat kemungkinan bagaimana puluhan tentara Mesir yang tewas dalam perang dikubur di sana.

"Presiden Mesir mengangkat laporan tentang kuburan kolektif tentara Mesir selama Perang Enam Hari (1967)," kata kantor perdana menteri Israel.

Berdasarkan pernyataan tersebut, Lapid memerintahkan menteri militer "untuk memeriksa isu ini dengan dalam dan untuk memberi perkembangannya pada pemerintah Mesir."

Usai perang lagi pada tahun 1973, Israel dan Mesir menandatangani perjanjian damai pada tahun 1979. Perjanjian pertama yang ditandatangani negara Arab dan Israel yang menjadikannya sebagai pijakan untuk keamanannya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement