Selasa 12 Jul 2022 12:43 WIB

AS Sebut Juga Latih Pasukan Rusia Gunakan Drone Tempur

Iran pun akan melatih pasukan Rusia untuk menggunakan UAV atau drone tempur.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Seorang tentara Ukraina melihat layar drone yang menunjukkan posisi pasukan Rusia selama pertempuran sengit di garis depan di Severodonetsk, wilayah Luhansk, Ukraina, Rabu, 8 Juni 2022.
Foto: AP/Oleksandr Ratushniak
Seorang tentara Ukraina melihat layar drone yang menunjukkan posisi pasukan Rusia selama pertempuran sengit di garis depan di Severodonetsk, wilayah Luhansk, Ukraina, Rabu, 8 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan mengatakan, Iran sedang mempersiapkan pengiriman ratusan pesawat nirawak (drone) ke Rusia. Drone tersebut akan digunakan dalam pertempuran di Ukraina.

“Informasi kami menunjukkan bahwa pemerintah Iran sedang bersiap untuk menyediakan Rusia hingga beberapa ratus UAV (Unmanned Aerial Vehicle), termasuk UAV berkemampuan senjata dalam waktu yang dipercepat,” kata Sullivan dalam konferensi pers, Senin (11/7), dikutip laman the Guardian.

Berdasarkan informasi yang diperoleh AS, Iran pun akan melatih pasukan Rusia untuk menggunakan UAV tersebut. “Sesi pelatihan awal yang dijadwalkan akan dimulai pada awal Juli,” ungkap Sullivan.

Kendati demikian, dia belum mengetahui apakah Iran telah mengirimkan drone ke Rusia. “Tapi ini hanya salah satu contoh bagaimana Rusia melihat ke negara-negara seperti Iran untuk kemampuan yang juga digunakan untuk menyerang Arab Saudi,” ujarnya.

Dalam konferensi pers, Sullivan pun sempat menanggapi pertanyaan tentang apakah Rusia akan berhasil merebut ibu kota Ukraina, Kiev. Menurut dia, dengan keberanian Ukraina dan sokongan Barat, Kiev akan mampu dipertahankan agar tak jatuh ke tangan Moskow.

“Dari sudut pandang kami, kami akan terus melakukan bagian kami untuk membantu mempertahankan pertahanan efektif Ukraina dan membantu Ukraina menunjukkan bahwa upaya Rusia untuk mencoba dan menghapus Ukraina dari peta tidak dapat berhasil,” kata Sullivan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement