Kamis 14 Jul 2022 06:33 WIB

Batalkan Kesepakatan, Elon Musk Bakal Rilis Medsos Saingi Twitter

CEO Tesla Elon Musk berencana akan membuat jejaring sosial demi menyaingi Twitter.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Bilal Ramadhan
CEO Tesla Elon Musk berencana akan membuat jejaring sosial demi menyaingi Twitter.
Foto: EPA-EFE/Patrick Pleul
CEO Tesla Elon Musk berencana akan membuat jejaring sosial demi menyaingi Twitter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – CEO Tesla Elon Musk berencana akan membuat jejaring sosial demi menyaingi Twitter jika dia tidak mampu membelinya. Menurut dokumen yang diajukan oleh Twitter, Musk dikabarkan bertemu dengan pendiri Twitter Jack Dorsey dan eksekutif Twitter Egon Durban membahas masa depan media sosial dan prospek Musk bergabung dengan dewan Twitter pada Maret lalu.

Segera setelah pertemuan itu, Musk rupanya bertemu dengan kepala Twitter Parag Agrawal dan ketua dewan Twitter Bret Taylor. Musk mengatakan dia memiliki tiga pilihan terhadap Twitter, yaitu bergabung dengan dewan, menjadikan Twitter sebagai perusahaan pribadi, atau mulai menyaingi.

Baca Juga

Dalam cuitannya, Musk menyinggung pilihan yang terakhir. Dia memberikan gagasan tentang platform baru. Awalnya, Musk menyepakati perjanjian akuisisi Twitter sebesar 44 miliar dolar AS atau sekitar Rp 633 triliun.

Namun, dia berusaha keluar dari kesepakatan itu. Twitter berharap pengadilan dapat memaksa Musk untuk melanjutkan kesepakatan. Namun, itu ditanggapi dengan cuitan Musk “Oh ironi, LOL.”

Kesepakatan antara Musk dan Twitter memiliki tenggat waktu pada 24 Oktober. Perusahaan mendorong agar uji coba berlangsung selama empat hari pada bulan September tahun ini.

Dikutip Independent, Rabu (13/7/2022), saham Tesla yang akan digunakan Musk untuk membeli Twitter telah turun secara signifikan sejak penawarannya. Ini diperparah dengan cuitan Musk yang berdampak negatif pada saham Twitter.

Musk mengeklaim ingin membeli Twitter untuk menyingkirkan bot spam, tetapi juga mengklaim bot spam di platform adalah alasan dia tidak ingin membeli perusahaan media sosial.

Dia juga menggambarkan dirinya sebagai pendukung kebebasan berbicara. Namun, secara pasif dia melakukan pelecehan terhadap karyawan Twitter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement