REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Beberapa analis memperingatkan bahwa dukungan publik untuk sanksi keras terhadap Moskow dapat melemah lebih lanjut jika standar hidup masyarakat menurun.
Sebuah jajak pendapat oleh lembaga penelitian sosial Forsa yang diterbitkan pada Rabu (13/7/2022) menemukan kecenderungan bahwa dukungan untuk memboikot gas Rusia telah turun, dari 44 persen responden pada enam minggu lalu menjadi hanya 32 persen sekarang.
Setelah menikmati kemakmuran dari gas Rusia yang murah selama beberapa dekade, Jerman menghadapi krisis karena Rusia memangkas kembali pasokan gasnya. Pemerintah negara-negara Barat mengatakan Moskow melakukan langkah itu untuk membalas sanksi yang dijatuhkan pada Rusia atas invasinya ke Ukraina, tetapi Moskow membantah tuduhan itu dengan memberikan alasan mengalami masalah teknis.
Dalam sebuah wawancara dengan kelompok surat kabar RND yang diterbitkan pada Kamis (14/7/2022), kepala regulator Badan Jaringan Federal Jerman Klaus Mueller mendesak konsumen untuk mengurangi konsumsi energi dan menyimpan uang. Untuk diketahui, biaya energi rumah tangga bisa tiga kali lipat di Jerman karena pasokan gas Rusia berkurang, kata para pejabat di sektor energi.
Menteri Energi Jerman Robert Habeck sebelumnya telah menolak seruan untuk pembatasan harga energi di negara bagian. Habeck mengatakan negara bagian tidak dapat sepenuhnya mengimbangi kenaikan harga dan bahwa upaya untuk pembatasan harga energi akan mengirimkan sinyal yang salah tentang perlunya menghemat energi.