Namun demikian, Rusia telah berulang kali membantah terlibat dalam kejahatan perang dan sengaja menargetkan warga sipil sejak menginvasi Ukraina pada Februari lalu. Sejauh ini, Rusia mengklaim meluncurkan "operasi militer khusus" untuk melindungi penutur bahasa Rusia dan membasmi nasionalis berbahaya.
Hingga kini, Kementerian pertahanan Rusia belum segera mengomentari laporan rudal ke Vinnytsia. Kembali ke konferensi ICC dengan 45 negara tersebut, ada 23 ribu investigasi kejahatan perang yang kini terbuka.
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Belanda Wopke Hoekstra mengatakan bahwa Belanda juga akan mempertimbangkan untuk membentuk pengadilan internasional khusus kejahatan perang Ukraina. Sebagian karena, baik Ukraina maupun Rusia , bukanlah anggota ICC.
"Kita harus mengisi kekosongan dan ICC di sini tidak memiliki yurisdiksi, jadi saya bisa membayangkan kita akan membuat pengadilan semacam itu... Kami akan memeriksanya," kata Wopke, dikutip laman Channel News Asia.