Sabtu 16 Jul 2022 00:05 WIB

Gotabaya Rajapaksa, Pahlawan Perang yang Kini Dihujat

Rajapaksa pernah dianggap sebagai pahlawan perang tapi kini dihujat rakyatnya

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa pernah dianggap sebagai pahlawan perang oleh mayoritas Buddha Sinhala tetapi kini dihujat rakyatnya
Foto:

Gotabaya Rajapaksa Kini Dihujat

Namun kini ia dihujat oleh rakyatnya sendiri yang memberi ia gelar pahlawan. Para pendemo secara dramatis menyerbu kediaman resminya karena krisis ekonomi terburuk di Sri Lanka.

Politisi berusia 73 tahun dan adik dari mantan perdana menteri Mahinda Rajapaksa, adalah mantan perwira militer yang menghadiri sekolah kontra-pemberontakan dan perang hutan di Assam pada 1980. Dia adalah orang pertama dengan latar belakang militer yang terpilih jadi presiden pada 2019.

Pengunduran dirinya terjadi beberapa hari setelah ribuan pengunjuk rasa menyerbu kediaman resminya. Para pendemo menyalahkannya atas gejolak ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara pulau itu sejak kemerdekaannya dari Inggris pada 1948.

Krisis ekonomi sebagian disebabkan oleh kurangnya mata uang asing. Ini berimbas ke negara tersebut tidak mampu membayar impor makanan pokok dan bahan bakar yang menyebabkan kelangkaan akut dan harga yang sangat tinggi.

Di bawah tekanan yang meningkat, Presiden Rajapaksa pertama-tama mencopot kakak laki-lakinya Chamal dan keponakan tertuanya Namal dari Kabinet pada pertengahan April. Kemudian, Perdana Menteri Mahinda juga mengundurkan diri setelah para pendukungnya menyerang pengunjuk rasa anti-pemerintah yang memicu kekerasan terhadap para loyalis keluarga Rajapaksa di banyak bagian negara itu.

Presiden Rajapaksa kemudian mencoba mengatasi krisis selama beberapa pekan bersama dengan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe. Namun ia terpaksa meninggalkan kediaman resminya dalam menghadapi protes besar-besaran atas krisis ekonomi yang telah membuat Sri Lanka bertekuk lutut.

Dari lokasi yang dirahasiakan, Presiden Rajapaksa memberi tahu Ketua Parlemen Mahinda Yapa Abeywardena tentang keputusannya untuk mundur pada Sabtu malam. Dia melarikan diri ke Maladewa tanpa mengundurkan diri dari kantornya. Dari Maladewa, dia pergi ke Singapura yang memungkinkan dia masuk ke negara-kota itu dalam kunjungan pribadi.

Pada Kamis malam akhirnya presiden Rajapaksa mengirimkan surat pengunduran dirinya kepada Ketua parlemen Sri Lanka setelah mencapai Singapura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement