REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia mendesak adanya proses pidana yang independen, terbuka dan tidak memihak bagi tersangka yang menyebabkan jatuhnya pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH17. Penembakan pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH17 menewaskan 298 penumpang dan awaknya delapan tahun lalu.
Pernyataan Kementerian Perhubungan Malaysia tersebut dikeluarkan untuk menandai peringatan delapan tahun jatuhnya pesawat Boeing 777 penerbangan MH17 yang ditembak rudal BUK darat-ke-udara saat melintasi wilayah timur Ukraina dalam penerbangan dari Amsterdam, Belanda, menuju Kuala Lumpur, Malaysia pada 17 Juli 2014.
Seperti dilansir Bernama, Sabtu (16/7/2022), Pemerintah Malaysia menyatakan komitmennya untuk mengejar kebenaran, keadilan dan akuntabilitas atas jatuhnya Malaysia Airlines MH17. Malaysia mendesak semua negara dan pihak yang terkait untuk bekerja sama sepenuhnya sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2166 (2014).
"Proses peradilan yang cermat dan menyeluruh harus dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban pelaku dan mengejar keadilan bagi para korban dan keluarga terdekat yang terlibat dalam tragedi MH17. Menegakkan kebenaran dari apa yang terjadi terus menjadi prioritas utama kami," kata pernyataan itu.
Kementerian menegaskan kembali simpati dan belasungkawa terdalam kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari para korban jatuhnya penerbangan MH17. "Meskipun tidak ada yang bisa mengembalikan mereka yang kehilangan nyawa, atau mengurangi kesedihan dan penderitaan yang diderita oleh keluarga dan orang yang mereka cintai, sangat penting bagi kita untuk mengejar pertanggungjawaban dan memastikan bahwa insiden tragis seperti itu tidak pernah terulang," katanya.
Dalam solidaritas dengan keluarga terdekat, kementerian memperingati hilangnya 298 nyawa yang tragis di dalam penerbangan yang menentukan itu. "Doa kami tetap bersama mereka yang tewas, dan keluarga serta orang-orang terkasih mereka," katanya.