REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengundang Menlu Vietnam Bui Thanh Son ke Jakarta untuk bersama-sama memimpin pertemuan Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) Indonesia-Vietnam ke-4. Dalam JCBC, kedua menlu melakukan pembicaraan bilateral untuk meningkatkan kemitraan di berbagai sektor.
"Terima kasih Ibu Menteri Retno Marsudi atas sambutan hangat dan keramahan Anda untuk delegasi kami, dan dalam kunjungan resmi pertama saya ke Indonesia dan ketua bersama Komite Gabungan untuk Hubungan bilateral kami," kata Thanh Son dalam pernyataan pers bersama secara virtual dari Gedung Pancasila, Kemenlu RI, Rabu (20/7/2022).
Ia juga memuji hasil positif dari JCBC ke-4 untuk menumbuhkan semangat kemitraan antara kedua negara. Indonesia-Vietnam pun sepakat bahwa hubungan kedua negara akan ditingkatkan dan terus berkembang ke arah yang baik.
"Khususnya kontak dan pertukaran pada level tinggi telah mengeluarkan omset perdagangan bilateral pada 2021 sebesar 11,5 miliar dolar AS. Meningkat 40 persen dari 2020 dan melampaui target 10 miliar dolar AS seperti yang ditargetkan kedua belah pihak," jelas Menlu Thanh Son .
Ia mengatakan, kedua negara juga sepakat untuk lebih memperdalam kemitraan strategis dengan memperkuat kepentingan politik, mempromosikan mekanisme kerja sama bilateral hingga menjaga momentum pertumbuhan perdagangan dan investasi. Namun Thanh Son juga mengakui Vietnam akan mendorong langkah-langkah berbeda yang disorot oleh Menlu Retno, yakni baik di bidang perdagangan maupun investasi.
"Pada saat yang sama, memajukan kerja sama di bidang lain, termasuk pertahanan dan keamanan, pertanian, energi, pariwisata, dan konektivitas," katanya. "Vietnam juga berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia menuju pemulihan pascapandemi dan pembangunan ekonomi berkelanjutan," imbuhnya.
Menurut Retno, kerja sama pertahanan dan keamanan akan diimplementasikan sesuai pernyataan visi bersama kedua negara 2017-2022 oleh kementerian pertahanan kedua negara. Oleh karenanya, hal ini akan mendorong penguatan kerja sama pertahanan melalui pembaruan pernyataan bisnis bersama dan untuk menjajaki kerja sama kapasitas bersama membangun industri pertahanan kedua negara.
"Ini sebagai bagian dari upaya kami untuk mengatasi kejahatan transnasional terorganisir di kedua negara kami, kami mendorong otoritas masing-masing untuk mempercepat negosiasi untuk menyelesaikan MoU pemberantasan perdagangan gelap narkotika dan MoU kontra terorisme," ujar Retno dalam kesempatan yang sama.