REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Militer Israel mengonfirmasi salah satu rahasia terburuknya pada Rabu (20/7/2022). Pasukan keamanan itu secara terbuka mengakui untuk pertama kalinya bahwa menggunakan pesawat tak berawak atau dikenal dengan drone dalam melakukan serangan.
Israel adalah pemimpin dunia dalam teknologi drone. Namun hingga Rabu, sensor militer melarang konfirmasi resmi penggunaan drone penyerang dalam sebuah misi.
Dalam sebuah pernyataan, kantor sensor mengatakan, setelah peninjauan panjang atas keputusan itu, lembaga tersebut pun telah menyimpulkan. Hasil dari pembahasan ini menyatakan, mengakui penggunaan senjata bukanlah risiko keamanan.
"Tidak ada larangan untuk mempublikasikan penggunaan drone penyerang sebagai bagian dari kegiatan operasional militer Israel,” kata lembaga sensor itu.
Israel telah menggunakan drone untuk menyerang sasaran di Jalur Gaza selama lebih dari satu dekade. Kelompok hak asasi manusia dan media internasional melaporkan praktik tersebut, meski militer Israel tidak mengakuinya.
Para ahli mengatakan, senjata dapat diidentifikasi berdasarkan ledakan, yang jauh lebih kecil daripada serangan udara yang dilakukan pesawat tempur. Suara dengung pesawat tak berawak yang terbang di atas pun bisa dikenali ketika melakukan aksinya.