Kamis 21 Jul 2022 18:45 WIB

Jepang Waspadai Penyebaran Covid-19, Infeksi Baru Capai Tingkat Tertinggi

Infeksi baru Covid-19 telah mencapai tingkat tertingginya, di seluruh negeri

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Juru bicara pemerintah Jepang meminta masyarakat mewaspadai penyebaran infeksi Covid-19. Ibu kota Tokyo melaporkan 31.878 kasus baru, untuk pertama kali melampaui rekor di atas 30 ribu kasus.
Foto: EPA-EFE/FRANCK ROBICHON
Juru bicara pemerintah Jepang meminta masyarakat mewaspadai penyebaran infeksi Covid-19. Ibu kota Tokyo melaporkan 31.878 kasus baru, untuk pertama kali melampaui rekor di atas 30 ribu kasus.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Juru bicara pemerintah Jepang meminta masyarakat mewaspadai penyebaran infeksi Covid-19. Ibu kota Tokyo melaporkan 31.878 kasus baru, untuk pertama kali melampaui rekor di atas 30 ribu kasus.

"Infeksi baru telah mencapai tingkat tertingginya, di seluruh negeri," kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno dalam konferensi pers, Kamis (21/7/2022).

"Kami harus terus mencermati dengan kewaspadaan tinggi situasi infeksi ke depannya, termasuk isu-isu akses pada layanan kesehatan," tambah Matsuno.

Sementara itu Kota Shenzhen di China berjanji untuk "mengerahkan semua sumber daya" untuk memperlambat penyebaran Covid-19. Pemerintah kota itu menerapkan kebijakan tes dan pemeriksaan suhu tubuh dan menutup gedung-gedung yang terdampak.

Shenzhen yang dihuni hampir 18 juta orang melaporkan 22 kasus infeksi penularan lokal. Angka infeksi terus merangkak naik dari satu digit pada awal bulan ini.

Walaupun jumlah kasus barunya masih rendah berdasarkan standar global. Tapi kenaikan kasus tetap mendorong pihak berwenang Shenzhen meningkatkan kewaspadaannya untuk memenuhi kebijakan pemerintah pusat yang ingin menahan setiap wabah yang muncul.

Shenzhen tidak menutup bisnis atau membatasi pergerakan warga. Tapi menutup gedung-gedung dan komplek pemukiman yang diidentifikasi resiko tinggi. Pemerintah kota sudah diberitahu agar kebijakan virus lebih terencana demi menghindari disrupsi pada ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement