Rumah Dhakhil Al-Ali di pinggiran Kota Toowoomba, Australia, terasa begitu jauh dari kampungnya di Irak yang dilanda perang dan memaksanya melarikan diri pada 2018.
"Masalah besar di Irak karena begitu banyak perang," ujar Dhakhil saat ditemui ABC News.
“Saya suka di sini karena saya merasakan tak ada perbedaan sesama manusia. Tak ada perbedaan antara orang Yazidi, Kurdi, Islam. Kami semua akur," ucapnya.
"Australia ini sangat bagus," kara Dhakhil.
Ia sekarang menghabiskan waktunya menjadi sukarelawan, merawat kebun dan bersama istrinya, Nofa, membesarkan keenam anaknya. keluarga ini adalah salah satu dari penduduk asal Yazidi yang terus berkembang di kota di pedalaman Queensland itu.
Sensus 2021 mengungkapkan Toowoomba sekarang menjadi kota yang menampung pengungsi Yazidi terbanyak di Australia.
Bahasa tradisional mereka, Kurmanji Kurdi, adalah bahasa kedua yang paling banyak digunakan di Toowoomba setelah Bahasa Inggris. Data menunjukkan ada 1.962 penduduk di kota itu yang berbicara bahasa Kurmanji Kurdi di rumah.
Direktur Toowoomba Refugee and Migrant Services (TRAMS), Kate Venables, menjelaskan hasil sensus menyoroti banyaknya penduduk yang membutuhkan bantuan untuk menetap dan hidup mandiri.
"Kami telah menyampaikan hal ini kepada pemerintah federal selama lima tahun, bahwa sejak kami mengalami peningkatan jumlah pengungsi yang datang melalui sistem, kami membutuhkan dana tambahan," kata Venables.
Pendanaan TRAMS, yang digunakan untuk membayar pekerja pendamping dan penerjemah, mengalami penurunan pada tahun 2018 dari A$380.000 per tahun menjadi A$240.000 per tahun selama lima tahun.
Data Sensus 2021 menunjukkan sebanyak 1,5 persen atau 2.430 orang penduduk Toowoomba merupakan pengungsi Yazidi.
Model pendanaan saat ini, yang disebut Settlement Engagement Transition Support (SETS), diperpanjang tahun lalu oleh pemerintah sebelumnya hingga Juni 2024, tapi pemerintah baru belum berkomitmen lebih dari itu.
Komunitas yang berkembang
Sensus tersebut juga mengungkapkan 20 persen dari seluruh pengungsi Yazidi di Australia menetap di Toowoomba.
Salah satu di antaranya yaitu Hayam Alkhudher, yang sekarang menjadi pekerja pendamping dalam pelatihan di TRAMS.
Dia melihat langsung besarnya hasil dari dukungan bagi sesama anggota komunitasnya yang memulai kehidupan baru di Toowoomba.
"Mereka datang ke sini dan memulai kehidupannya dari nol. Siapa pun yang pindah ke lokasi baru dan belajar bahasa lain, mencoba memahami sistem yang ada, semuanya itu berat bagi mereka," katanya.
"Jadi, tanpa adanya pendampingan, kehidupan mereka akan semakin sulit," ujarnya.
Hayam adalah salah satu dari empat pekerja pendamping yang melayani seluruh komunitas Yazidi serta pengungsi dan pendatang baru lainnya.
Ada juga empat penerjemah terakreditasi, termasuk Nayif Rasho (25) yang menangani tiga keluarga setiap hari.
"Setiap kasus berbeda, mulai dari urusan dengan agen rumah hingga imigrasi," katanya.
Nayif mengatakan banyak keluarga pengungsi mengandalkan bantuan dari anak-anak mereka yang sudah fasih berbahasa Inggris.
Empat tahun setelah menetap di Toowoomba, Dhakhil Al-Ali masih menghadapi kendala bahasa dan bergantung pada TRAMS untuk menyelesaikan isu-isu seperti pajak dan dokumen hukum.
"Anak-anak saya semua berbicara bahasa Inggris dengan lancar. Mereka mengajak saya berbicara tapi saya selalu lupa beberapa kata," ujarnya.
Memerlukan penerjemah
Seorang juru bicara Departemen Dalam Negeri menjelaskan kepada ABC News bahwa Translating and Interpreting Service National memantau permintaan layanan penerjemah, termasuk bahasa Kurmanji Kurdi.
"TIS National secara teratur menerima dan menanggapi masukan dari pemangku kepentingan untuk memenuhi permintaan layanan penerjemahan dalam bahasa Kurmanji," katanya.
"Masyarakat Toowoomba mendapatkan manfaat langsung dari program ini dan semua penerjemah Kurmanji Kurdi yang berbasis di Queensland adalah penduduk di wilayah Toowoomba," tambahnya.
TRAMS menggunakan data sensus terbaru untuk mendorong kasusnya agar mendapatkan lebih banyak dana dari pemerintah.
"Kami tetap berharap karena pemerintah federal saat ini telah mengindikasikan sikap mereka yang menyambut pengungsi," kata Venebles.
Nayif Rasho menambahkan kontribusi komunitas Yazidi kepada Toowoomba sepadan dengan investasi yang diberikan pemerintah.
"Mereka membuka toko baru dan membeli rumah baru dan anak-anak mereka menyelesaikan sekolah," katanya.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News.