Sabtu 23 Jul 2022 02:10 WIB

Pemerintah Xinjiang Tampilkan Warga Multietnis

Warga multietnis Xinjiang ditampilkan dalam pengarahan pers rutin

Red: Nur Aini
Penampil mengenakan pakaian tradisional saat tampil di kota tua di Kashgar, Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang, China
Foto: REUTERS/Thomas Peter
Penampil mengenakan pakaian tradisional saat tampil di kota tua di Kashgar, Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang, China

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang, China, menampilkan warga dari berbagai multietnis dalam pengarahan pers rutin yang digelar secara luring dan daring dari Beijing, Jumat (22/7/2022).

Deputi Direktur Partai Komunis China (CPC) Komite Xinjiang, Xu Guixiang, membuka pengarahan pers rutin dengan menampilkan warga multietnis menari bersama di salah satu taman di Kota Urumqi, Xinjiang. Dilanjutkan wawancara jarak jauh dengan seorang guru tari yang sedang mempersiapkan anak didiknya di salah satu sanggar di Xinjiang.

Baca Juga

Xu kemudian mempersilakan Malikan, seorang guru tari, memperkenalkan diri.

"Saya Malikan dari etnis Kazakh," kata guru tari perempuan yang sore itu mengenakan kostum tari dengan warna dominan putih.

"Ini murid saya namanya Wang Yuni dari etnis Hui, sedangkan ini Lina dari etnis Kazakh," tuturnya.

Selanjutnya Xu mempersilakan empat mahasiswi Xinjiang University yang juga dari beragam etnis itu untuk memperkenalkan diri secara virtual. Ada juga mahasiswa berlatar etnis minoritas Muslim Uighur yang sedang menyelesaikan studinya di Wuhan, Provinsi Hubei, mendapatkan kesempatan untuk menceritakan pengalaman hidupnya sebagai seorang Muslim yang mengonsumsi makanan halal untuk keperluan sehari-hari sehari-hari.

Juru bicara Pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang, Elijan Anayat, juga kebagian melakukan wawancara jarak jauh dengan satu keluarga di daerahnya yang terdiri dari beragam etnis. Saat menyapa audiens melalui tatap layar keluarga tersebut memperkenalkan anggota keluarganya, ada yang beretnis Han, Hui, Kazakh, Uighur, dan Rusia.

"Ini kami sedang menikmati makan bersama keluarga," kata perempuan yang ditunjuk sebagai anggota keluarga di Xinjiang itu.

Nyaris tidak ada isu baru selain membantah isu-isu seperti terorisme, kerja paksa, dan genosida, yang disuguhkan dalam pengarahan pers pada Jumat sore itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement