REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Angka pasien Covid-19 yang masuk rumah sakit di Australia tebus rekor menjadi 5.450 pada Senin (25/7/2022). Penyebaran sub-varian Omicron yang mudah menular membebani sistem kesehatan Negeri Kanguru.
Angka pasien rawat inap Covid-19 sudah merangkak naik sejak akhir Juni lalu. Varian BA.4 dan BA.5 mendominasi penularan Covid-19 di Australia sebab varian itu dapat menghindari perlindungan baik dari vaksinasi maupun infeksi sebelumnya.
Sementara sejumlah pakar mengatakan varian ini dapat menular seperti campak. Angka pasien rawat inap Covid-19 Australia tembus rekor melampaui rekor sebelumnya sebanyak 5.390 pasien di gelombang pertama varian Omicron bulan Januari lalu.
Angka kematian hari ini juga naik, Sabtu (23/7/2022) lalu angka kematian di atas 100 untuk pertama kalinya. Pemerintah mengatakan lebih dari 1.000 panti wreda dilanda wabah sementara sebagian besar pasien merupakan kelompok lanjut usia.
Menteri Pertahanan Richard Marles mengatakan karena beberapa pusat perawatan orang lanjut usia kekurangan staf, bantuan dari personil pertahanan di fasilitas-fasilitas semacam itu diperpanjang sampai akhir September.
"Ini langkah yang ekstrem dan tepat untuk menggambarkannya, mengingat jumlah wabah yang kami miliki saat ini, ini langkah yang tepat untuk dilakukan," kata Marles di stasiun televisi ABC.
Banyak petugas garis depan di rumah sakit yang juga sakit atau sedang melakukan isolasi. Hal ini menambah krisis di sistem kesehatan Australia.
Selama musim dingin penyebaran Covid-19 dan flu semakin parah. Pihak berwenang Australia merekomendasikan pemakaian masker di dalam ruangan dan mendorong masyarakat untuk menerima vaksin booster sementara meminta bisnis untuk mengizinkan pegawai bekerja dari rumah.
Australia salah satu negara dengan angka vaksinasi tertinggi di dunia. Sudah 95 persen warganya yang berusia 16 tahun ke atas menerima dua dosis vaksin. Walaupun hanya 71 persen yang menerima suntikan booster.