REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Raja Jordania Abdullah II menegaskan, penyelesaian permasalahan Palestina merupakan kunci bagi terciptanya perdamaian yang langgeng dan komprehensif. Keamanan dan kestabilan di kawasan tidak akan tercipta tanpa solusi yang mengatasi ketidakadilan yang dialami warga Palestina, kata Abdullah II dalam wawancara dikutip pada Ahad (25/7/2022).
Dia mengatakan pemberdayaan ekonomi bukanlah pengganti atas solusi politis. Raja Jordania menegaskan warga Palestina perlu diikutsertakan dalam proyek pembangunan dan mendapat tempat serta haknya dalam kegiatan itu tanpa meminggirkan mereka dengan cara apa pun.
Dia juga menyoroti perlunya sistem pertahanan institusional Arab yang menegaskan bahwa itu memerlukan konsultasi, koordinasi dan kerja jangka panjang bersama seluruh pihak Arab. Ia menyatakan negaranya bersama bangsa Arab tidak akan pernah mengecualikan kepentingan dan masalah tersebut dengan menegaskan pentingnya memiliki prinsip yang tegas dan objektif atas sistem pertahanan, khususnya sejak proposal itu menjadi bagian fundamental dari pendirian Liga Arab.
Selain itu Abdullah II menyoroti perlunya stabilitas di kawasan Timur Tengah, rasa saling menghormati, bertetangga dengan baik, saling mengakui kedaulatan negara dan tidak ada campur tangan untuk urusan dalam negeri masing-masing. Dia mengaitkan hal itu kepada tantangan keamanan yang dihadapi Jordania di perbatasan negaranya. Menurut dia, perbatasan Jordania aman karena upaya dari tentara dan dinas keamanan.
Dia menjelaskan penyelundupan narkoba dan senjata adalah bahaya yang menargetkan negara-negara Arab sebagaimana itu menyasar Jordania. Hal ini menyebabkan Amman tertarik untuk berpartisipasi dalam setiap upaya di kawasan guna mencapai kemakmuran dan pembangunan.