REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Juru bicara PBB mengatakan kapal pertama untuk mengekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam akan bergerak beberapa hari ke depan. Ini merupakan hasil dari kesepakatan antara Rusia, Ukraina, PBB dan Turki untuk membuka kembali tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam, Jumat (22/7/2022) lalu.
Pada Selasa (26/7/2022) deputi juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan Pusat Koordinasi Gabungan akan bekerja sama dengan industri perkapalan dan akan menerbitkan prosedur terperinci untuk kapal yang membawa ekspor gandum Ukraina dalam waktu dekat.
Sebelumnya dilaporkan harga gandum naik drastis di pasar global, Senin (25/7/2022). Serangan rudal Rusia di Pelabuhan Odessa di Ukraina pada akhir pekan lalu membuat dunia kian ragu akan penerapan kesepakatan membuka koridor ekspor biji-bijian termasuk gandum dari Ukraina.
Kesepakatan Jumat lalu berlaku selama 120 hari. Sedangkan target ekspor setiap bulannya mencapai 5 juta ton.
Harga gandum berjangka di Chicago Board of Trade Wv1 naik hampir 4 persen menjadi 7,86 dolar AS per bushel pada Senin. Kenaikan terjadi setelah sempat turun 6 persen, usai penandatanganan kesepakatan gandum diumumkan
"Dimulainya ekspor Ukraina tidak hanya membutuhkan jalur perkapalan yang aman, namun juga pelabuhan yang aman. Rusia telah menciptakan keraguan tentang keselamatan pelabuhan, bahkan sebelum tinta mengering dalam kesepakatan itu. Keraguan hadir lagi," kata seorang trader Eropa.
Pelabuhan Ukraina tertutup sejak invasi Rusia pada 24 Februari. Sejumlah hasil panen memang dapat dikirim melalui jalur kereta dan jalan darat melalui Romania dan Polandia. Namun, jutaan ton hasil panen lainnya menumpuk di gudang penyimpanan.