Rabu 27 Jul 2022 20:46 WIB

Kemenkes Waspadai Masuknya Cacar Monyet dari Singapura dan Australia

Saat ini ada 10 negara terbesar dengan penyakit cacar monyet.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Dwi Murdaningsih
 Foto dari mikroskop elektron yang dipasok Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada 2003 memperlihatkan virus monkeypox penyebab cacar monyet. Belgia menerapkan aturan karantina 21 hari untuk penderita cacar monyet.
Foto: Cynthia S. Goldsmith, Russell Regner/CDC via
Foto dari mikroskop elektron yang dipasok Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada 2003 memperlihatkan virus monkeypox penyebab cacar monyet. Belgia menerapkan aturan karantina 21 hari untuk penderita cacar monyet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Cacar monyet kini tengah mendapatkan perhatian dan menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan, Kementerian Kesehatan RI sedang mewaspadai masuknya kasus cacar monyet atau monkeypox dari Singapura dan Australia sebagai negara tetangga Indonesia.

 

Baca Juga

 

 

 

 

Sampai saat ini ada 17.156 kasus, naiknya di Juli 2022 ini. Kenaikannya cepat, dan telah diumumkan darurat global kesehatan. Dari 10 negara dengan kasus terbesar monkeypox, dua diantaranya merupakan negara tetangga Indonesia yakni Australia 41 kasus dan Singapura 6 kasus.

"Saat ini ada 10 negara terbesar dengan penyakit monkeypox, dua negara tetangga Australia (41 kasus) dan Singapura (6 kasus) , ini perlu diwaspadai," kata Syahril dalam konferensi pers pemaparan terkait perkembangan Monkeypox oleh Kementerian Kesehatan, Rabu (27/7/2022).

 

 

 

 

 

Adapun negara dengan kasus terbanyak adalah Kanada 681 kasus, Amerika Serikat 2.581 kasus, Inggris 2.213 kasus. Kemudian, Portugal 588 kasus, Spanyol 3.125 kasus, Belanda dan Jerman masing-masing 712 kasus, Prancis 1.562 kasus, Italia 407 kasus.

 

 

 

 

 

Rata-rata pasien monkeypox adalah laki-laki berusia 37 tahun. 41 persen kasus memiliki status HIV positif yang sudah dilaporkan ke WHO. Hingga saat ini, sambung Syahril, sudah ada lima kematian yang dilaporkan akibat monkeypox yang dialami kelompok usia terbanyak 15-40 tahun. Umumnya pasien bergejala demam, memiliki lesi di kulit dan mulut, kemudian ruam dan sulit makan serta batuk.

 

 

 

 

 

Cacar monyet merupakan penyakit infeksi virus, bersifat zoonosis dan jarang terjadi. Beberapa kasus infeksi pada manusia (human monkeypox) yang pernah dilaporkan terjadi secara sporadis di Afrika Tengah dan Afrika Barat, dan umumnya pada lokasi yang berdekatan dengan daerah hutan hujan tropis.

 

 

 

 

 

Penyakit cacar monyet ini tergolong ke dalam genus orthopoxvirus. Virus lain yang juga berasal dari genus orthopoxvirus adalah virus variola yang menyebabkan penyakit cacar (Smallpox) dan telah dinyatakan tereradikasi di seluruh dunia oleh WHO pada tahun 1980.

 

 

 

 

 

Berdasarkan data dari WHO, monkeypox pada awalnya teridentifikasi pada tahun 1970 di Zaire. Sejak itu dilaporkan secara sporadis di 10 negara di Afrika Tengah dan Barat. Pada tahun 2017, Nigeria mengalami outbreak terbesar yang pernah dilaporkan, dengan perkiraan jumlah kasus yang terkonfirmasi sekitar 40 kasus.

 

 

 

 

 

Sejak Mei 2022, monkeypox menjadi penyakit yang menjadi perhatian kesehatan masyarakat global, karena dilaporkan dari negara non endemis. Sejak tanggal 13 Mei 2022, WHO telah menerima laporan kasus-kasus monkeypox yang berasal dari negara non endemis, dan saat ini telah meluas secara global dengan total 75 negara.

 

 

 

 

 

Hingga 25 Juli 2022 terdapat 18.905 kasus konfirmasi monkeypox di seluruh dunia, dengan 17.852 kasus terjadi di negara tanpa riwayat kasus konfirmasi sebelumnya. Amerika Serikat melaporkan kasus monkeypox sebesar 3846 kasus. Di ASEAN, Singapura telah melaporkan 9 kasus konfirmasi dan Thailand melaporkan 1 kasus konfirmasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement