REPUBLIKA.CO.ID., BAGDAD -- Demonstran Irak menyerbu Zona Hijau yang dibentengi yang menjadi gedung parlemen di Baghdad pada Rabu (27/7/2022).
Demonstrasi itu merupakan wujud protes terhadap pencalonan perdana menteri baru oleh partai-partai Syiah yang dekat dengan Iran.
Para pengunjuk rasa memaksa masuk ke Zona Hijau setelah menyingkirkan sejumlah penghalang beton, kantor berita negara Irak INA melaporkan.
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi meminta para pengunjuk rasa untuk "segera mundur dari Zona Hijau."
Sementara itu, pemimpin gerakan Sadrist, Saleh Muhammad al-Iraqi, mengatakan: "Saya berdiri dengan hormat dan hormat. Ini adalah pesan populer spontan dan reformis yang luar biasa, terima kasih."
"Keselamatan Anda lebih penting dari apa pun. Jika Anda ingin mundur, saya akan menghormati keputusan ini," katanya kepada para pengunjuk rasa.
Sementara itu, kantor berita Irak melaporkan bahwa para pengunjuk rasa mulai mundur dari parlemen.
Pada Senin, koalisi partai-partai Syiah yang dekat dengan Iran, menominasikan Mohammed al-Sudani sebagai perdana menteri.
Pencalonan Al-Sudani ditentang oleh ulama Syiah Muqtada al-Sadr, yang partainya memenangkan pemilihan umum tahun lalu.
Parlemen Irak dijadwalkan mengadakan sesi dalam beberapa hari untuk memilih presiden baru dari antara 25 kandidat.
Langkah ini diperlukan untuk secara resmi menetapkan perdana menteri baru.
Pencalonan Al-Sudani diperkirakan akan disetujui oleh parlemen setelah penarikan kelompok al-Sadr dari majelis pada Juni lalu.