Panas yang dibuat sebagai produk sampingan dikirim kembali ke Seine untuk diserap. Air dingin kemudian dipompa melalui pipa sistem ke 730 kliennya di Paris.
Situs pendingin Paris semuanya menggunakan sumber energi terbarukan seperti turbin angin dan panel surya. Empat lokasi energi surya baru yang akan dimasukkan ke dalam jaringan ini juga diperuntukkan untuk konstruksi. Para pejabat Prancis melihat kemandirian energi ini sangat penting mengingat ancaman Rusia yang akan memutus pasokan energi ke Eropa.
Manfaat menggunakan sistem pendingin yang menggunakan energi terbarukan untuk beroperasi sudah dirasakan oleh situs yang menggunakannya. Museum Louvre, telah mendapat manfaat dari jaringan tersebut sejak 1990-an.
"Ini memungkinkan kami untuk memanfaatkan energi dengan jejak karbon yang lebih rendah yang tersedia sepanjang tahun,” kata Heritage Director Louvre Laurent Le Guedart.
"Keistimewaan Museum Louvre adalah perlu menggunakan air yang dingin untuk melestarikan karya seni dengan benar dan untuk mengontrol kelembapan," ujarnya.
Louvre tidak menggunakan AC. Tapi, menurut para pejabat, pendinginan dibutuhkan agar mereka mendapatkan ruang lantai yang sangat dibutuhkan di bekas istana yang luas tetapi sempit bagi 550.000 karya seni.
Le Guedart mengatakan, sistem ini adalah penghematan uang mengingat meningkatnya biaya energi terkait dengan konflik Ukraina. Ini beroperasi terutama di Ruang Negara Pavillon Denon tempat Mona Lisa tinggal.
"Tagihan energi Louvre sekitar 10 juta euro per tahun pada 2021. Kami berusaha mengendalikan tagihan ini sebanyak mungkin, di tengah fluktuasi dan kenaikan biaya energi yang nyata,” kata Le Guedart.