REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kapal pertama yang mengangkut biji-bijian dari Ukraina dijadwalkan tiba di pelabuhan Istanbul, Turki, Selasa (2/8) malam waktu setempat. Itu menjadi ekspor perdana sejak Rusia memblokade jalur pengiriman dari pelabuhan Ukraina lima bulan lalu.
Ozcan Altunbudak, perwakilan Turki di pusat koordinasi yang dibentuk untuk mengawasi dimulainya kembali ekspor biji-bijian Ukraina mengatakan, sebanyak 26.527 ton jagung Ukraina diangkut menggunakan kapal Razoni berbendera Sierra Leone. Kapal tersebut berada di jalur untuk berlabuh di Istanbul pada Selasa tengah malam. “Satu-satunya masalah sejauh ini adalah sedikit keterlambatan yang disebabkan cuaca buruk,” ungkap Altunbudak.
Setibanya di Istanbul, pejabat Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB akan memeriksa kapal tersebut. Pemeriksaan itu diatur dalam kesepakatan pembentukan koridor gandum yang diteken Rusia dan Ukraina pada 22 Juli lalu di bawah pengawasan PBB serta Turki. Jika tak ditemukan masalah dalam proses pengecekan, kapal akan melanjutkan perjalanan ke tujuan akhir, yakni pelabuhan Tripoli di Lebanon.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, pada Selasa, mengungkapkan, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan menggelar pembicaraan via telepon pada Jumat (5/8) mendatang. Salah satu isu yang akan mereka bahas adalah tentang koridor gandum yang baru dibentuk.
Menurut Peskov, Putin dan Erdogan bakal membahas seberapa efektif kesepakatan tersebut. Kesepakatan koridor gandum harus diperbarui setelah 120 hari berjalan. Seorang pejabat senior Turki mengungkapkan, Ankara mengharapkan kira-kira satu kapal gandum meninggalkan pelabuhan Ukraina setiap harinya selama perjanjian lintas aman berlaku.
Kapal Razoni yang mengangkut 26.527 ton jagung berangkat dari pelabuhan Odessa, Ukraina, pada Senin (1/8) malam. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut keberangkatan kapal itu sebagai sinyal positif. Kendati demikian, dia berpendapat, terlalu dini untuk menarik kesimpulan atau memprediksi apa yang selanjutnya bakal terjadi. “Kami tidak dapat memiliki ilusi bahwa Rusia hanya akan menahan diri dari mencoba mengganggu ekspor Ukraina,” ucapnya.