Kamis 04 Aug 2022 07:21 WIB

Media China: Zelenskyy Ingin Berbicara Langsung dengan Presiden Xi

Zelenskyy ingin meminta bantuan untuk mengakhiri perang dengan Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sedang mencari kesempatan untuk berbicara
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sedang mencari kesempatan untuk berbicara "langsung" dengan Presiden China Xi Jinping.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Surat kabar South China Morning Post (SCMP) melaporkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sedang mencari kesempatan untuk berbicara "langsung" dengan Presiden China Xi Jinping. Ia ingin meminta bantuan untuk mengakhiri perang dengan Rusia.

Dalam wawancara dengan SCMP pemimpin Ukraina itu meminta China menggunakan pengaruh politik dan ekonominya yang lebih besar dari Rusia untuk mengakhiri perang.

Baca Juga

"Ini negara kuat, perekonomian kuat, maka dapat mempengaruhi Rusia secara politis, ekonomi, dan China (juga) merupakan anggota permanen Dewan Keamanan PBB," kata Zelenskyy seperti dikutip SCMP, Kamis (4/8/2022).

Sebelumnya Ukraina membantah pernyataan mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroeder yang mengatakan Rusia ingin "menegosiasikan solusi" pada perang. Kiev mengatakan setiap dialog tergantung pada gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia.

Schroeder merupakan teman Presiden Rusia Vladimir Putin dan semakin diserang karena sikapnya yang pro-Rusia. Bulan lalu ia mengatakan kesepakatan mengenai pengiriman gandum dari Ukraina yang bertujuan untuk meredakan krisis pangan global mungkin menawarkan jalan ke depan.

Pengiriman pertama kapal gandum sejak perang dimulai lima bulan lalu berlayar melewati Selat Bosphorus pada Rabu (3/8/2022) kemarin dalam perjalanan menuju Lebanon.

"Berita baiknya adalah Kremlin ingin menegosiasikan solusi, keberhasilan pertama kesepakatan gandum, mungkin perlahan-lahan dapat diperluas sampai ke gencatan senjata," katanya pada mingguan Stern dan stasiun televisi RTL/NTV.

Merespon pernyataan itu penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak menggambarkan Schroeder sebagai "suara dari Kerajaan Rusia". Ia menegaskan kesepakatan gandum tidak akan mengarah pada negosiasi yang lebih luas.

"Bila Moskow ingin dialog, bolanya ada di kerajaan. Pertama gencatan senjata dan penarikan pasukan, kemudian baru (dialog) konstruktif," kata Podolyak di Twitter.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement