REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Azerbaijan pada Rabu (3/8/2022) menyatakan telah menguasai beberapa perbukitan strategis di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Ini merupakan eskalasi baru terkait ketegangan antara Azerbaijan dan Armenia.
Dilansir Alarabiya, Kamis (4/8/2022), militer Azerbaijan mengatakan, mereka melakukan operasi yang dijuluki "Operasi Pembalasan" sebagai tanggapan atas aksi teroris kelompok bersenjata Armenia ilegal di wilayah Azerbaijan. Aksi kelompok tersebut telah merenggut nyawa seorang tentara Azerbaijan.
Armenia dan Azerbaijan terlibat dalam dua perang, yaitu pada 2020 dan 1990-an, atas wilayah Nagorno-Karabakh yang berpenduduk Armenia di Azerbaijan.
Pertempuran enam minggu pada musim gugur 2020 merenggut lebih dari 6.500 nyawa dan berakhir dengan perjanjian gencatan senjata yang ditengahi Rusia.
Armenia menyerahkan sebagian besar wilayah yang telah dikuasainya selama beberapa dekade. Sementara Rusia mengerahkan sekitar 2.000 penjaga perdamaian untuk mengawasi gencatan senjata yang rapuh. Tetapi ketegangan tetap ada meskipun ada perjanjian gencatan senjata.
Pada Rabu (3/8/2022), Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan, pasukan Karabakh menargetkan posisi tentara Azerbaijan di distrik Lachin, yang berada di bawah pengawasan pasukan penjaga perdamaian Rusia. Serangan ini menewaskan seorang wajib militer Azerbaijan.