REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebanyak dua pertiga dari Great Barrier Reef Australia menunjukkan jumlah tutupan karang terbesar dalam 36 tahun. Hanya saja, terumbu itu tetap rentan terhadap pemutihan massal yang semakin sering.
Institut Ilmu Kelautan Australia (AIMS) dalam laporan tahunan pada Kamis (4/8/2022), pemulihan di bagian tengah dan utara terumbu yang terdaftar sebagai warisan dunia UNESCO kontras dengan wilayah selatan. Pada bagian selatan terlihat hilangnya tutupan karang karena wabah bintang laut mahkota duri.
"Ini menunjukkan betapa rentannya terumbu karang terhadap gangguan akut dan parah yang berkelanjutan yang terjadi lebih sering dan berlangsung lebih lama," kata Chief Executive Officer AIMS Paul Hardisty dalam sebuah pernyataan.
Laporan itu muncul ketika UNESCO mempertimbangkan akan memasukkan Great Barrier Reef sebagai kategori dalam bahaya. Pertimbangan ini menyusul kunjungan para ahli UNESCO pada Maret. Pertemuan Komite Warisan Dunia menentukan nasib terumbu karang menjadi agenda akan diadakan di Rusia pada Juni tetapi terjadi penundaan.
Dalam ukuran kunci kesehatan terumbu, AIMS mendefinisikan tutupan karang keras lebih dari 30 persen sebagai nilai tinggi, berdasarkan survei terumbu karang jangka panjang. Di wilayah utara, rata-rata tutupan karang keras tumbuh menjadi 36 persen pada 2022 dari terendah 13 persen pada 2017.