Jumat 05 Aug 2022 07:37 WIB

Raup Untung Ketika Krisis Energi, Guterres Kritik Keserakahan Perusahan Migas

Guterres kritik rekor keuntungan yang didapat perusahaan migas dalam krisis energi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengkritik tajam keserakahan yang menjijikkan dari perusahaan minyak dan gas yang raup keuntungan dalam krisis energi
Foto:

Menurut Guterres, masih banyak faktor lain yang berkontribusi terhadapnya, termasuk kenaikan harga termasuk transportasi dan biaya asuransi, serta gangguan rantai pasokan.

Kepala perdagangan AS dan koordinator kelompok krisis Rebeca Grynspan mengatakan, harga gandum turun hampir 50 persen dari puncaknya. Sedangkan harga jagung dan pupuk telah turun hampir 25 persen dalam sebulan terakhir.

Minyak mentah sekarang sekitar 93 dolar AS per barel dibandingkan dengan 120 dolar AS per barel pada Juni. "Hanya gas alam yang melawan tren dan masih lebih tinggi dari sebulan lalu," katanya.

Grynspan mengatakan, turunnya harga adalah kabar baik. Namun sudah terlalu lama dan sejak Juni prakiraan kemiskinan ekstrem telah meningkat 71 juta orang dan prakiraan kerawanan pangan sebesar 47 juta.

Dalam rekomendasi kunci lainnya, kelompok krisis mendesak negara-negara maju yang lebih kaya untuk menghemat energi termasuk dengan mengurangi penggunaan AC dan pemanas. Mereka perlu mempromosikan transportasi umum dan solusi berbasis alam.

Kelompok tersebut juga merekomendasikan untuk meningkatkan pembiayaan swasta dan multilateral untuk transisi energi hijau. Mereka mendukung tujuan Badan Energi Internasional untuk meningkatkan investasi dalam energi terbarukan dengan faktor memenuhi tujuan memotong emisi gas rumah kaca menjadi "nol bersih" pada 2050 dalam membantu mengekang perubahan iklim buatan manusia.

"Hari ini, negara-negara berkembang menghabiskan sekitar 150 miliar dolar AS untuk energi bersih. Mereka perlu menghabiskan satu triliun dolar AS dalam investasi," kata Grynspan yang juga menjabat sebagai sekretaris jenderal Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement