REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara mengecam Ketua House of Representatives Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi pada Sabtu (6/8/2022). Pelosi dinilai mendukung penolakan terhadap Korea Utara selama kunjungannya ke Korea Selatan minggu ini.
"Pelosi, perusak perdamaian dan stabilitas internasional terburuk, telah menimbulkan kemarahan rakyat China atas kunjungan baru-baru ini ke Taiwan," kata pernyataan media resmi pemerintah Korea Utara KCNA mengutip direktur jenderal Departemen Pers dan Informasi di Kementerian Luar Negeri Korea Utara Jo Yong-sam.
Pelosi dan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Kim Jin-pyo pada Kamis (4/8/2022) mengatakan, mereka keprihatinan tentang situasi mengerikan dari ancaman Korea Utara yang semakin meningkat. Mereka berjanji untuk mencapai denuklirisasi Korea Utara selama kunjungan Pelosi di Korea Selatan setelah mengunjungi Taiwan.
Menurut KCNA, pernyataan Pelosi adalah bagian dari skema AS untuk meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea. KCNA juga menyatakan, Pelosi berusaha membenarkan kebijakan AS yang bermusuhan terhadap Korea Utara dan mendukung pembangunan senjata AS.
"AS harus membayar mahal untuk semua sumber masalah yang ditimbulkannya ke mana pun dia pergi," ujar Jo dalam laporan KCNA.
Laporan rahasia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan, Pyongyang membuat persiapan untuk uji coba nuklir selama enam bulan pertama tahun ini. “Bekerja di lokasi uji coba nuklir Punggye-ri membuka jalan bagi uji coba nuklir tambahan untuk pengembangan senjata nuklir,” ujar pemantau sanksi independen melaporkan kepada komite sanksi Dewan Keamanan PBB untuk Korea Utara.
Menurut laporan tersebut, Korea Utara terus mengembangkan kemampuannya untuk produksi bahan fisil di situs Yongbyon. Yongbyon adalah fasilitas nuklir utama Korea Utara yang mengoperasikan reaktor nuklir pertamanya.