REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat (5/8/2022) waktu setempat sepakat untuk meningkatkan kerja sama di sejumlah sektor. Kedua kepala negara juga sepakat mengalihkan pembayaran gas menggunakan rubel.
Kedua kepala negara melakukan pertemuan di sanatorium Rus di resor Laut Hitam Sochi, Rusia, selama empat jam. Mereka menyepakati peningkatan kerja sama di bidang industri transportasi, pertanian, keuangan dan konstruksi.
Turki menengahi kesepakatan yang ditandatangani oleh Ukraina, Rusia, dan PBB di Istanbul bulan lalu. Hasilnya, ekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina dilanjutkan setelah berbulan-bulan diblokir.
Dalam pernyataan itu, Putin dan Erdogan menekankan perlunya implementasi penuh dari perjanjian Istanbul, termasuk ekspor gandum, pupuk, dan bahan mentah Rusia tanpa hambatan untuk produksi mereka.
Kedua pemimpin juga sepakat untuk mengalihkan sebagian pembayaran gas Rusia ke rubel, kata Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak kepada wartawan setelah pembicaraan.
Keduanya juga menegaskan kembali tekad mereka untuk bertindak dalam koordinasi dan solidaritas dalam memerangi semua organisasi teroris di Suriah. Ankara telah melakukan beberapa operasi di Suriah utara sejak 2016, merebut ratusan kilometer tanah dan menargetkan milisi YPG Kurdi, meskipun ada tentangan dari Moskow.