REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sirine berbunyi dan ledakan terdengar di pinggiran barat Yerusalem pada Ahad (7/8/2022). Ini menandakan serangan roket jarak jauh Palestina terhadap Israel saat menekan serangan udara di Jalur Gaza.
Sekitar 30 warga Palestina dan dua komandan senior kelompok militan Jihad Islam tewas dalam pertempuran dengan militer Israel yang berlangsung sejak Jumat (5/8/2022). Serangan lainnya muncul pada Ahad ketika orang-orang Yahudi mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa untuk berdoa. Orang-orang Palestina menganggap kunjungan semacam itu sebagai penghinaan agama dan politik.
Pada Jumat (5/8/2022) lalu, Israel melancarkan serangan udara ke Gaza. Mereka membidik markas atau situs kelompok Jihad Islam. Komandan Jihad Islam, Tayseer al-Jaabari, dilaporkan tewas dalam serangan tersebut. Israel pun mengklaim berhasil membunuh 15 'teroris' lainnya.
“Israel melakukan operasi kontra-teror yang tepat terhadap ancaman langsung,” kata Perdana Menteri Israel Yair Lapid dalam sebuah pernyataan yang disiarkan stasiun televisi Israel.
Lapid menegaskan Israel akan melakukan apa pun untuk membela rakyatnya. “Pertarungan kami bukan dengan rakyat Gaza. Jihad Islam adalah proksi Iran yang ingin menghancurkan Israel dan membunuh warga Israel yang tak bersalah,” ujarnya.
Meski membidik markas atau situs Jihad Islam, menurut pejabat kesehatan di Gaza, serangan udara Israel pada Jumat lalu turut menewaskan 10 orang. Sebanyak 55 orang lainnya juga mengalami luka-luka. Jihad Islam akhirnya membalas serangan Israel pada Jumat malam. Mereka meluncurkan lebih dari 100 roket ke kota-kota di Israel selatan dan tengah, termasuk Tel Aviv.
Serangan roket Jihad Islam memicu sirine di daerah Israel selatan dan tengah. Di Tel Aviv, sejumlah saksi mengatakan mereka mendengar ledakan. Namun sirene di sana tak berdengung. Sementara itu, stasiun televisi Israel menampilkan sejumlah roket yang diluncurkan Jihad Islam ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Iron Dome.
Menteri Kehakiman Israel Gideon Saar menuding kelompok Jihad Islam ingin memperpanjang konflik dengan terus menembakkan roket. "Saya tidak ingin menaruh harapan berlebihan pada itu. Jihad Islam ingin memperpanjang operasi ini, mereka akan menyesalinya," ujarnya.
Mesir terlibat dalam pembicaraan intensif untuk menenangkan situasi. Delegasi intelijen Mesir yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Ahmed Abdelkhaliq tiba di Israel pada Sabtu (6/8/2022). Sumber keamanan Mesir mengatakan, Abdelkhaliq dijadwalkam melakukan perjalanan ke Gaza untuk pembicaraan mediasi.
"Upaya intensif telah dilakukan, tetapi upaya ini belum mencapai kesepakatan," kata seorang pejabat Jihad Islam kepada Reuters pada Sabtu malam.