REPUBLIKA.CO.ID,KIEV -- Perusahaan tenaga nuklir milik negara Ukraina, Energoatom pada Ahad (7/8) mengatakan, seorang pekerja terluka dan sensor pemantau radiasi rusak ketika serangan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Pembangkit terbesar di Eropa tersebut, mengalami serangan sebanyak dua kali yaitu pada Jumat (5/8) dan Sabtu (6/8/2022).
Pada Sabtu malam, serangan roket Rusia menghantam lokasi fasilitas penyimpanan kering pabrik, di mana 174 kontainer dengan bahan bakar nuklir bekas disimpan di udara terbuka. Energoatom menambahkan, satu pekerja pabrik terluka oleh pecahan peluru dan dilarikan ke rumah sakit.
“Tiga sensor pemantau radiasi di sekitar lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia rusak. Akibatnya, deteksi dan respons yang tepat waktu jika terjadi penurunan situasi radiasi atau kebocoran radiasi dari wadah bahan bakar nuklir bekas belum memungkinkan,” ujar pernyataan Energoatom melalui Telegram.
Sementara pada Jumat, sebuah proyektil telah menghantam saluran listrik tegangan tinggi di pembangkit nuklir tersebut. Insiden ini mendorong operator pembangkit untuk memutuskan reaktor meskipun tidak ada kebocoran radioaktif yang terdeteksi. Pabrik Zaporizhzhia direbut oleh pasukan Rusia pada Maret saat tahap awal perang. Tetapi fasilitas itu masih dijalankan oleh teknisi Ukraina. Rusia menyalahkan Ukraina atas penembakan yang terjadi di fasilitas nuklir Zaporizhzhia.
“Semalam formasi bersenjata Ukraina melancarkan serangan menggunakan roket sistem peluncur roket ganda Uragan 220 mm. Bangunan administrasi dan wilayah yang berdekatan dari fasilitas penyimpanan rusak,” kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pemerintah Kota Enerhodar yang dikutip kantor berita Rusia, Interfax.
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah menyuarakan keprihatinan serius terkait penembakan tersebut. IAEA mengatakan tindakan itu dapat menimbulkan risiko bencana nuklir.
Rusia maupun Ukraina saling tuding atas keterlibatan mereka dalam penembakan di pembangkit nuklir Zaporizhzhia. Energoatom menyalahkan Rusia atas penembakan dan kerusakan. Sementara Kementerian Pertahanan Rusia menuduh pasukan Ukraina menembaki pabrik.