REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengatakan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) perlu bersatu untuk mengatasi tantangan-tantangan utama demi perdamaian regional, stabilitas, dan pembangunan berkelanjutan.
Dalam pesan video untuk menandai ASEAN Day, Hun Sen selaku Ketua ASEAN untuk 2022 mengatakan Kamboja berkomitmen untuk menegakkan dan mempromosikan sentralitas, persatuan, dan solidaritas ASEAN. Sikap itu diperlukan guna mengatasi tantangan regional bersama dan untuk meningkatkan kontribusi perhimpunan itu bagi perdamaian regional dan global, stabilitas, keamanan, dan pembangunan berkelanjutan.
"ASEAN perlu bersatu untuk kerja sama dan kepentingan bersama. Kita akan berusaha untuk fokus pada tindakan yang mengikat kita bersama untuk kemakmuran yang lebih besar di kawasan kita," kata Hun Sen, Senin (8/8/2022).
Dia membenarkan bahwa ASEAN tidak dapat menjamin tidak adanya perang dan konflik. Namun setidaknya ASEAN telah menjadi platform terbuka untuk dialog dan konsultasi konstruktif, yang telah berkontribusi besar dalam menegakkan perdamaian dan stabilitas di kawasan. Hun Sen mengatakan lebih dari dua tahun selama pandemi Covid-19, ASEAN telah berhasil mengatasi krisis global itu dan efek buruknya terhadap kesehatan, ekonomi, dan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Menurutnya perhimpunan tersebut telah menghasilkan banyak inisiatif untuk menekan dampak krisis kesehatan dengan mengadopsi Kerangka Pemulihan Komprehensif ASEAN yang luas untuk melindungi kehidupan masyarakat dan menjaga stabilitas sosial dan pertumbuhan ekonomi. "Kita bisa mengatakan bahwa kita sekarang dalam fase pemulihan," kata Hun Sen.
"Singkatnya, kita percaya ASEAN dapat terus maju dengan kekuatan, solidaritas, dan persahabatan untuk mengatasi semua tantangan yang kita hadapi demi kebaikan bersama rakyat dan kawasan kita, sejalan dengan semangat inti ASEAN yaitu 'Satu Visi, Satu Identitas, Satu Komunitas'," ujar dia menambahkan.
Didirikan pada 1967, ASEAN memiliki 10 anggota yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.