Selasa 09 Aug 2022 06:43 WIB

Lubang Misterius Cile Semakin Membesar

Lubang misterius Cile membentang sepanjang 50 meter dengan kedalaman 200 meter.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Sebuah lubang misterius besar di Cile ukurannya telah berlipat ganda.
Foto: Reuters
Sebuah lubang misterius besar di Cile ukurannya telah berlipat ganda.

REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Sebuah lubang besar di Cile ukurannya telah berlipat ganda. Lubang ini cukup besar untuk menelan Arc de Triomphe Prancis. Para pejabat memerintahkan pekerjaan berhenti di tambang tembaga terdekat.

Lubang yang muncul pada 30 Juli ini sekarang membentang sepanjang 50 meter dengan kedalaman 200 meter. Awalnya, lubang di dekat kota Tierra Amarilla berukuran sekitar 25 meter dengan air terlihat di dasarnya.

Bangunan seperti Space Needle di Amerika Serikat juga akan dengan mudah masuk ke dalam lubang tersebut. Sama nasibnya dengan enam patung Christ the Redeemer dari Brasil yang ditumpuk dari kepala hingga lengan raksasa yang terbentang bisa ditelan lubang tersebut.

Dinas Geologi dan Pertambangan Nasional Cile mengatakan pekan lalu, bahwa pihaknya masih menyelidiki lubang menganga itu. Mereka menyatakan telah memasang pompa ekstraksi air di tambang. Dalam beberapa hari ke depan akan menyelidiki ruang bawah tanah tambang untuk potensi ekstraksi berlebih.

Pejabat setempat telah menyatakan kekhawatirannya bahwa tambang Alcaparrosa bisa saja banjir di bawah tanah, membuat tanah di sekitarnya tidak stabil.  Walikota Tierra Amarilla Cristobal Zuniga menyatakan, jika longsor terjadi di sekitarnya, kondisi itu akan menjadi bencana luar biasa.

Layanan geologi dan pertambangan mengatakan pun memerintahkan semua pekerjaan dihentikan. Mereka mengatakan, sedang memulai proses pemberian sanksi meski tidak memberikan perincian tentang tindakan apa yang akan dilakukan.

Lubang ini berlokasi di dekat tambang Alcaparrosa yang dioperasikan oleh perusahaan Kanada Lundin Mining, sekitar 665 km utara Santiago.  Lundin tidak segera membalas permintaan komentar. Perusahaan pekan lalu mengatakan, lubang itu tidak mempengaruhi pekerja atau anggota masyarakat dan sedang bekerja untuk menentukan penyebabnya. Lundin memiliki 80 persen kepemilikan dari properti itu dan sisanya dipegang oleh Sumitomo Metal Mining Co Ltd dan Sumitomo Corporation Jepang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement