REPUBLIKA.CO.ID., DOHA -- Otoritas militer transisi Chad dan kelompok pemberontak pada Senin (8/8/2022) menandatangani perjanjian damai di Doha setelah pembicaraan lima bulan yang diselenggarakan di ibu kota Qatar.
Upacara penandatanganan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Uni Afrika, beberapa organisasi regional, dan para duta besar. Kesepakatan damai membuka jalan untuk mengadakan dialog rekonsiliasi nasional yang luas di ibu kota Chad N'Djamena pada 20 Agustus.
Sejak Maret, Qatar telah memfasilitasi negosiasi antara kelompok oposisi dan pemerintah militer Mahamat Idriss Deby, seorang jenderal yang merebut kekuasaan setelah ayahnya meninggal pada April 2021. Dia menjanjikan pemilu dalam 18 bulan dan berada di bawah tekanan internasional untuk memenuhi tenggat waktu Oktober.
Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani berterima kasih kepada semua pihak yang telah berupaya untuk mencapai kesepakatan dan berharap semua pihak akan terlibat dalam dialog.