Selasa 09 Aug 2022 14:58 WIB

Komunitas Muslim Ketakutan Usai Pembunuhan di Albuquerque

Polisi masih mencari keberadaan pelaku yang menargetkan Muslim Pakistan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Seorang Imam memimpin sekelompok pria selama Sholat Zuhur di Islamic Center of New Mexico di Albuquerque, New Mexico, Ahad, 7 Agustus 2022, setelah pria Muslim keempat dibunuh di kota itu.
Foto:

Dalam sebuah wawancara telepon, Almontaser mengatakan, serangkaian pembunuhan di New Mexico telah menyebarkan ketakutan di kalangan Muslim AS. Dia mengatakan, seorang wanita Muslimah takut bepergian sejak peristiwa pembunuhan itu. Pembicaraan tentang keamanan juga mendominasi WhatsApp dan grup email milik Almontaser.

“Apa yang kami lihat terjadi di New Mexico sangat mengerikan bagi kami sebagai komunitas minoritas Muslim di Amerika Serikat yang telah mengalami begitu banyak reaksi dan diskriminasi sejak serangan 9/11. Ini menakutkan," ujar Almomlntaser.

Sekretaris Jenderal Islamic Center of New Mexico, Aneela Abad, menggambarkan kesedihan dan ketakutannya atas peristiwa pembunuhan itu. Abad mengatakan, beberapa orang menghindari untuk keluar rumah kecuali benar-benar diperlukan. Bahkan beberapa mahasiswa Muslim bertanya-tanya apakah aman bagi mereka untuk tinggal di kota. Sementara Islamic Center of New Mexico juga telah meningkatkan keamanannya.

"Kami benar-benar terkejut dan masih berusaha memahami apa yang terjadi, dan mengapa," kata Abad.

Albuquerque telah mencatat beberapa kejahatan kebencian anti-Muslim selama lima tahun terakhir. Menurut data FBI yang dikutip oleh Direktur Pusat Studi Kebencian dan Ekstremisme dan seorang profesor peradilan pidana di California State University di San Bernardino, Brian Levin, menyebutkan, jumlah kejahatan kebencian anti-Muslim tertinggi terjadi pada 2016, ketika polisi Albuquerque mencatat enam laporan kejahatan dari total 25 kejahatan kebencian.

"Catatan kejahatan kebencian itu sebagian besar mengikuti tren nasional, yang mencapai angka terendah dalam satu dekade pada 2020, kemudian meningkat sebesar 45 persen pada 2021 di puluhan kota dan negara bagian," kata Levin.

Seorang profesor psikologi forensik di John Jay College of Criminal Justice di New York, Louis Schlesinger,  mengatakan, pembunuhan bias sering dilakukan oleh sekelompok kecil orang. Tindakan ini biasanya pria muda berkulit putih muda. 

“Ini pada dasarnya adalah pecundang total dari setiap dimensi, apakah itu sosial, ekonomi, psikologis, apa yang Anda miliki. Mereka dipenuhi dengan kebencian karena satu dan menargetkan kelompok tertentu yang mereka lihat untuk disalahkan atas semua masalah dalam hidup mereka," kata Schlesinger.

 

 

sumber : Reuters/AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement