Selasa 09 Aug 2022 16:20 WIB

Korban Banjir Korsel Bertambah, Yoon Perintahkan Upaya Maksimal

Banjir di Korsel disebabkan curah hujan tertinggi dalam 80 tahun terakhir.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Sebuah kendaraan rusak di jalan setelah terapung dalam hujan deras di Seoul, Korea Selatan, Selasa, 9 Agustus 2022. Hujan deras membasahi wilayah ibu kota Korea Selatan, mengubah jalan-jalan distrik Gangnam yang makmur di Seoul menjadi sungai, meninggalkan kendaraan yang terendam dan sistem transportasi umum yang luar biasa.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Sebuah kendaraan rusak di jalan setelah terapung dalam hujan deras di Seoul, Korea Selatan, Selasa, 9 Agustus 2022. Hujan deras membasahi wilayah ibu kota Korea Selatan, mengubah jalan-jalan distrik Gangnam yang makmur di Seoul menjadi sungai, meninggalkan kendaraan yang terendam dan sistem transportasi umum yang luar biasa.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sekurangnya delapan orang meninggal dunia dalam bencana banjir yang melanda ibu kota Korea Selatan (Korsel), Seoul dan wilayah sekitarnya, Selasa (9/8/2022). Hujan lebat dalam delapan dekade mengubah jalanan Seoul menjadi sungai yang berimbas pada stasiun kereta bawah tanah.

Mobil dan bus berserakan di jalan-jalan ketika air berangsur surut pada Selasa. Tim penyelamat mulai membersihkan pohon tumbang, lumpur hingga puing-puing benda bekas terendam banjir.  Sebagian besar layanan kereta bawah tanah Seoul kembali beroperasi normal pada Selasa (9/8/2022).

Baca Juga

Namun puluhan jalan raya masih ditutup karena masalah keamanan. Peringatan tanah longsor masih berlaku di hampir 50 wilayah besar dan kecil di Seoul, sementara 160 jalur pendakian di Seoul dan provinsi pegunungan Gangwon ditutup.

"Hujan deras diperkirakan akan berlanjut selama berhari-hari, kita perlu menjaga kewaspadaan dan merespons dengan upaya habis-habisan," kata Presiden Korsel Yoon Suk-yeol di markas darurat pemerintah pada Selasa. Dia mengarahkan untuk lebih memperhatikan ke daerah yang rentan terhadap tanah longsor dan banjir.

Yoon juga berupaya untuk mengurangi bahaya di jalan raya dan fasilitas publik yang sudah rusak. Ia juga menginstruksikan pihak-pihak balada bantuan bencana untuk mencegah lebih banyak kematian. Juru bicara Kementerian Pertahanan Moon Hong-sik mengatakan, militer siap mengerahkan pasukan untuk membantu upaya pemulihan jika diminta oleh pemerintah kota atau daerah. 

Hujan deras dalam 80 tahun melanda Korsel dan Korea Utara sejak Senin (8/8/2022) pagi dan bertambah lebat hingga sore. Jalan malam Senin, banjir mulai menggenangi jalan setinggi paha orang dewasa di daerah Gangnam, salah satu distrik bisnis dan rekreasi paling ramai di Seoul. Di sana, mobil dan bus terjebak di perairan berwarna coklat lumpur. Komuter juga dievakuasi saat air mengalir menuruni tangga stasiun kereta bawah tanah seperti air terjun. Di kota terdekat Seongnam, lereng bukit yang diguyur hujan mengguyur menjadi lapangan sepak bola universitas.

"Hampir 800 bangunan di Seoul dan kota-kota terdekat rusak sementara sedikitnya 790 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka," kata Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan.

Badan cuaca Korsel mempertahankan peringatan hujan lebat untuk wilayah metropolitan Seoul dan daerah sekitarnya pada Selasa. Curah hujan dapat mencapai 5 hingga 10 sentimeter per jam (2 hingga 4 inci) di beberapa daerah. Dikatakan sekitar 10 hingga 35 sentimeter (4 hingga 14 inci) lebih banyak hujan diperkirakan akan turun di seluruh wilayah ibu kota hingga Kamis.

Lebih dari 43 sentimeter (17 inci) hujan diukur di distrik Dongjak yang paling parah di Seoul dari Senin hingga Selasa siang. Curah hujan per jam di daerah itu melebihi 14 sentimeter (5,5 inci) pada satu titik Senin malam, yang merupakan hujan per jam tertinggi yang diukur di Seoul sejak 1942.

Hujan badai juga melanda Korea Utara yang membuat pihak berwenang mengeluarkan peringatan hujan lebat untuk bagian selatan dan barat negara terisolasi tersebut. Surat kabar resmi Korea Utara Rodong Sinmun mengatakan, bahwa hujan sebagai potensi bencana dan menyerukan langkah-langkah untuk melindungi lahan pertanian dan mencegah banjir di sungai Taedong, yang mengalir melalui ibu kota, Pyongyang.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement