Selasa 09 Aug 2022 16:37 WIB

Trump Diduga Simpan Dokumen Rahasia Negara di Kediaman Pribadi

FBI juga mencari bukti untuk melihat apakah Trump punya catatan kepresidenan tambahan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Agen Dinas Rahasia Bersenjata berdiri di luar pintu masuk ke perumahan Mar-a-Lago milik mantan Presiden Donald Trump, Senin malam, 8 Agustus 2022, di Palm Beach, Florida. Trump mengatakan dalam sebuah pernyataan panjang bahwa FBI sedang melakukan penggeledahan Kompleks Mar-a-Lago dan menegaskan bahwa agen telah membuka brankas.
Foto:

Trump tidak ada di Florida ketika terjadi penggeledahan. Dia berada di Trump Tower di New York City. Dia melambaikan tangan ke orang-orang di sekitar gedung sebelum meninggalkan Trump Tower dengan SUV pada Senin malam. Dalam sebuah unggahan di media sosial, Trump menyebut penggeledahan itu sebagai senjata untuk menjegalnya agar tidak mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2024.

"Ini adalah senjata Sistem Peradilan, dan serangan oleh Demokrat Kiri Radikal yang tidak ingin saya mencalonkan diri sebagai Presiden pada 2024," kata Trump.

Ketua Komite Nasional Partai Republik, Ronna McDaniel mengkritik penggerebekan FBI di kediaman pribadi Trump. Dia mengatakan, penggerebekan itu adalah alasan bagi pihak-pihak yang tidak ingin melihat Trump kembali mencalonkan diri pada pemilihan presiden 2024.

photo
FILE - Mantan Presiden Donald Trump menunjuk ke kerumunan saat ia tiba untuk berbicara pada rapat umum 22 Juli 2022, di Prescott, Arizona. Trump kembali ke Washington untuk pertama kalinya sejak meninggalkan kantor untuk menyampaikan pidato kebijakan Selasa malam, 26 Juli sebelum sekutu yang telah menyusun agenda untuk kemungkinan masa jabatan kedua. Trump akan berpidato di KTT Agenda Pertama Amerika selama dua hari di America First Policy Institute. - (AP/Ross D. Franklin)

Gubernur Florida Ron DeSantis, seorang Republikan yang dianggap sebagai calon presiden potensial pada 2024, mengatakan, penggerebekan ini adalah “peningkatan persenjataan” dari lembaga pemerintah AS. Sementara Pemimpin Minoritas Parlemen AS, Kevin McCarthy, mengatakan, Departemen Kehakiman telah menggunakan politisasi senjata yang tidak dapat ditoleransi. Dia mengatakan, jika Partai Republik memenangkan kendali di parlemen AS, maka mereka akan menyelidiki Departemen Kehakiman.

Seorang profesor sejarah Universitas Vanderbilt yang mempelajari dan menulis tentang kepresidenan, Thomas Schwartz, mengatakan, tidak ada preseden bagi seorang mantan presiden yang menghadapi penggerebkan oleh FBI. Mantan Presiden Richard Nixon tidak diizinkan untuk mengambil kaset atau dokumen lain dari Gedung Putih ketika dia mengundurkan diri pada 1974. Schwartz mencatat, banyak makalah milik Nixon yang tetap berada di Washington selama bertahun-tahun sebelum dipindahkan ke perpustakaan kepresidenan di California.

“Ini berbeda, dan ini merupakan tanda betapa uniknya periode Trump, yang perilakunya sangat tidak biasa," kata Schwartz.

Undang-undang federal yang disebut Undang-Undang Catatan Kepresidenan AS mensyaratkan pelestarian memo, surat, catatan, email, faks, dan komunikasi tertulis lainnya yang terkait dengan tugas resmi presiden. Setiap penggeledahan di kediaman pribadi harus disetujui oleh hakim. Penggeledahan juga harus disetujui oleh Direktur FBI Christopher Wray, dan Jaksa Agung Merrick Garland.

 

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement