REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis berada di tengah-tengah gelombang panas keempat tahun ini pada Senin (8/8/2022). Pemerintah menyatakan, negara itu menghadapi kekeringan terburuk dalam catatan sejarahnya.
Badan cuaca nasional Meteo France mengatakan, gelombang panas dimulai di selatan dan diperkirakan akan menyebar ke seluruh negeri dan berlangsung hingga akhir pekan. Secara keseluruhan, bagian selatan Prancis memperkirakan suhu siang hari hingga 40 derajat Celcius hingga tidak akan turun pada malam hari di bawah 20 derajat celcius.
Suhu tinggi juga menyulitkan petugas pemadam kebakaran memerangi kebakaran hutan di Pegunungan Chartreuse dekat Pegunungan Alpen di Prancis timur. Pihak berwenang telah mengevakuasi sekitar 140 orang.
Meteo France mengatakan, gelombang panas minggu ini tidak akan sekuat bulan lalu, ketika beberapa daerah mengalami suhu yang memecahkan rekor. Namun, pemerintah menyatakan, suhu tinggi kali ini terjadi selama kekeringan paling parah yang pernah tercatat. Bulan lalu adalah Juli terkering sejak pengukuran dimulai pada 1959.
Beberapa petani Prancis mulai melihat penurunan produksi terutama kedelai, bunga matahari, dan hasil jagung. Pembatasan air dilakukan dari larangan irigasi siang hari hingga membatasi penggunaan air untuk manusia, ternak, dan untuk menjaga spesies air tetap hidup.
Pemerintah mengatakan pekan lalu, bahwa lebih dari 100 kota tidak dapat menyediakan air minum melalui keran dan membutuhkan pasokan truk air. Panas juga memaksa raksasa energi EDF untuk sementara menghentikan pembangkit listrik di beberapa pembangkit nuklirnya yang menggunakan air sungai untuk mendinginkan reaktor.