Rabu 10 Aug 2022 10:02 WIB

FBI Sita Ponsel Seorang Anggota Kongres Pendukung Trump

FBI menyita ponsel anggota Kongres dari Partai Republik Scott Perry

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Agen Rahasia Bersenjata berdiri di luar pintu masuk ke perkebunan Mar-a-Lago mantan Presiden Donald Trump, Senin, 8 Agustus 2022, di Palm Beach, Florida. Trump mengatakan dalam sebuah pernyataan panjang bahwa FBI sedang melakukan penggeledahan atas Mar-a-Lago miliknya -a-Lago estate dan menegaskan bahwa agen telah membuka brankas.
Foto: AP/Wilfredo Lee
Agen Rahasia Bersenjata berdiri di luar pintu masuk ke perkebunan Mar-a-Lago mantan Presiden Donald Trump, Senin, 8 Agustus 2022, di Palm Beach, Florida. Trump mengatakan dalam sebuah pernyataan panjang bahwa FBI sedang melakukan penggeledahan atas Mar-a-Lago miliknya -a-Lago estate dan menegaskan bahwa agen telah membuka brankas.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Anggota Kongres dari Partai Republik Scott Perry pada Selasa (9/8/2022) mengatakan, agen FBI telah menyita ponselnya. Langkah ini menandakan bahwa, penyelidikan Departemen Kehakiman atas serangan di Capitol pada 2021 sedang memanas.

Dalam sebuah pernyataan, Perry mengatakan tiga agen menyita telepon genggam miliknya saat dia bepergian dengan keluarganya. Dia tidak menjelaskan alasan terkait penyitaan tersebut. Perry mengatakan, dia geram atas tindakan agen FBI itu.

Baca Juga

Perry adalah seorang pendukung mantan Presiden Donald Trump. Perry telah menjadi subjek penyelidikan kongres atas serangan di Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021 oleh para pendukung Trump.  Seorang juru bicara Departemen Kehakiman menolak berkomentar atas penyitaan tersebut.

"Mereka tidak berusaha menghubungi pengacara saya, yang akan mengatur agar mereka mendapatkan telepon saya jika itu keinginan mereka," kata Perry dalam pernyataannya, yang pertama kali dilaporkan oleh Fox News.

 "Ponsel saya berisi info tentang kegiatan legislatif dan politik, seeta diskusi pribadi dengan istri, keluarga, konstituen, dan teman-teman saya. Ini bukan urusan pemerintah," kata Perry menambahkan.

Perry membantu menyebarkan pernyataan palsu Trump bahwa ada kecurangan dalam pemilu 2020. Perry telah melakukan kontak dengan Gedung Putih beberapa pekan sebelum serangan di Capitol AS.

Selama sidang kongres pada Juni, anggota parlemen mendengar kesaksian bahwa Perry meminta pengampunan dari Trump. Namun Perry telah membantah meminta pengampunan.  

Perry mengaku telah memperkenalkan Trump kepada Jeffrey Bossert Clark, yang merupakan mantan pengacara Departemen Kehakiman dan loyalis Trump. Pada Juni, agen federal menyita perangkat elektronik Clark dari rumahnya di pinggiran kota Virginia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement