REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Warga Palestina yang tinggal di wilayah pendudukan Tepi Barat kini dapat terbang dengan penerbangan khusus dari Bandara Ramon, di dekat kota resor Laut Merah Eilat, ke Turki. Otoritas Bandara Israel pada Selasa (9/8/2022) mengatakan, langkah tersebut merupakan upaya untuk menawarkan kemudahan ekonomi kepada Palestina.
Warga Palestina tidak dapat terbang ke luar negeri dari Bandara Ben Gurion Israel tanpa izin khusus. Biasanya mereka melakukan perjalanan ke Yordania terlebih dahulu untuk mengejar penerbangan internasional.
Pembukaan Bandara Ramon di dekat Tepi Barat dinilai dapat memudahkan mobilitas warga Palestina. Namun izin penerbangan ini tidak berlaku bagi warga Palestina yang tinggal di Gaza.
Di bawah program percontohan, penerbangan dari Bandara Ramon akan berlangsung dua kali seminggu mulai akhir Agustus. Tujuan penerbangan tersebut yaitu ke Istanbul dan Antalya dengan maskapai Turki Atlas dan Pegasus yang menggunakan pesawat Airbus A321. Pada Oktober, Pegasus akan menerbangkan warga Israel ke Turki dengan empat penerbangan dalam seminggu.
Bandara Ramon dibuka pada 2019. Bandara ini berjarak sekitar 300 kilometer dari Yerusalem dan dirancang untuk membawa pesawat apa pun yang dialihkan dari Bandara Ben Gurion, di dekat Tel Aviv.
Maskapai asing seperti Ryanair, Wizzair dan Lufthansa mulai terbang tanpa henti ke bandara Eilat yang lebih tua pada 2015 selama musim dingin. Penerbangan dilakukan setelah Israel menawarkan harga 60 euro per penumpang dengan penerbangan langsung dari luar negeri. Tetapi pandemi Covid-19 telah menghentikan sebagian besar penerbangan.
Otoritas Bandara mengatakan, untuk pertama kalinya penerbangan musim panas ke berbagai tujuan di Eropa dari Eilat akan dimulai dalam beberapa hari mendatang. Tujuan penerbangan termasuk Batumi, Georgia dan Larnaca, Siprus dengan menggunakan maskapai Arkia Israeli Airlines. Sementara penerbangan tujuan Warsawa dan Katowice dengan maskapai Enter Air Polandia.