REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kremlin mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas kemungkinan memasok makanan, pupuk dan bahan bakar ke Mali dalam sambungan teleponnya dengan pelaksana tugas Presiden Assimi Goita. Di Twitter, Goita mengatakan mereka membicarakan dukungan Rusia pada transisi politik Mali.
Junta militer yang Goita pimpin berkuasa lewat kudeta dua tahun lalu. Negara-negara tetangga dan Barat berkali-kali mendesaknya segera menggelar pemilihan umum. Pasukannya dituduh melakukan pelanggaran dan bekerja sama dengan tentara bayaran Rusia memerangi pemberontakan.
Negara Afrika Barat itu memperdalam hubungan lamanya dengan Rusia tahun ini. Setelah hubungan mereka dengan sekutu dan mantan penjajahnya, Prancis memburuk.
"Kami membahas dukungan Federasi Rusia untuk transisi politik Mali dan saya memuji kualitas kemitraan kami, yang mana menghormati kedaulatan Mali dan aspirasi populasinya," cicit Goita, Kamis (11/8/2022).
Pada Februari lalu Prancis mengumumkan menarik pasukannya dari Mali setelah berperang melawan pemberontak selama hampir satu dekade. Para pemberontak di Mali memiliki koneksi dengan al Qaeda dan ISIS yang menyebar ke seluruh wilayah Sahel.
Sejak tahun lalu pasukan perusahaan militer swasta yang memiliki koneksi dengan Kremlin, Wagner Group, membantu tentara Mali memerangi pemberontak.