REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Australia Selatan telah mencatat kasus cacar monyet kedua. Hal ini terjadi kepada seorang pria yang baru saja kembali dari luar negeri.
"Dia mengisolasi diri di rumah. Dua kontak dekat telah diidentifikasi dan telah disarankan untuk menerima vaksin cacar monyet. Tidak ada risiko bagi kesehatan masyarakat," katanya dikutip dari ABC pada Selasa (16/8/2022).
Kemudian, ia melanjutkan terus menguji orang dengan penyakit yang kompatibel dengan MPX sesuai kebutuhan. Satu-satunya kasus cacar monyet lainnya di Australia Selatan. "Secara nasional, ada 70 kasus yang dilaporkan pada Kamis lalu. Pekan lalu mengumumkan telah memperoleh 900 dosis vaksin cacar monyet. Dua dosis vaksin diperlukan untuk setiap orang," kata dia.
Sementara itu, Kepala Petugas Kesehatan Masyarakat Australia Nicola Spurrier mengatakan pria yang berhubungan seks dengan pria yang hidup dengan HIV atau memiliki infeksi seksual baru-baru ini, atau orang yang menerima pengobatan pencegahan untuk HIV, akan memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin cacar monyet.
"Gejala cacar monyet termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, ruam, lesi dan nyeri di daerah genital," kata dia.
Sebelumnya diketahui, Meski Menteri Utama Australia Barat Premier Mark McGowan mengatakan potensi wabah cacar monyet rendah, pakar kesehatan tetap meminta warga berhati-hati.
Otoritas di Australia Barat sedang melakukan pelacakan setelah seorang warga yang baru tiba dari luar negeri menjadi kasus cacar monyet atau monkey pox pertama di negara bagian beribu kota Perth tersebut.
"Di Australia Barat, saran kesehatan yang ada adalah risiko penyebarannya sangat sangat rendah," kata Premier McGowan.
Kamis kemarin, Pemerintah Australia mengumumkan sekitar 500 ribu vaksin generasi ketiga untuk cacar monyet sudah berhasil dibeli, dengan 22 ribu dosis akan tiba bulan depan.
Premier McGowan mengatakan dia belum memiliki informasi mengenai bagaimana vaksin akan didistribusikan nantinya. "Saya kira akan ada pasokan terbatas untuk vaksin tersebut saat ini," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika