REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Inggris mencatat kenaikan terbesar jumlah pekerja asing sejak dimulainya pandemi Covid-19 pada tahun ini hingga Juni. Sebagian besar didorong oleh pekerja dari luar Uni Eropa (UE).
Data Kantor Statistik Nasional menunjukkan pada Selasa (16/8/2022), jumlah pekerja asing di Inggris naik 223 ribu pada tahun ini hingga akhir Juni. Jumlah tersebut naik dari peningkatan 184 ribu pada tahun tersebut hingga Maret dan kenaikan terbesar sejak awal 2020.
"Migrasi, sumber utama kekurangan pekerja melalui pandemi, menunjukkan beberapa tanda bangkit kembali," kata ekonom di ING James Smith.
Data tersebut mungkin disambut baik oleh Bank of England yang khawatir bahwa kekurangan kandidat untuk mengisi pekerjaan dapat mendorong kenaikan upah terlalu cepat dan memperburuk lonjakan inflasi baru-baru ini.
Samuel Tombs di Pantheon Macroeconomics mengatakan, migrasi kemungkinan akan meningkat lebih lanjut karena ambang gaji untuk mensponsori visa kerja belum dinaikkan sesuai upah rata-rata, yang 5,1 persen lebih tinggi dari tahun lalu.
Pekerja non-UE meningkat 189 ribu, sementara jumlah pekerja UE naik 34 ribu selama setahun terakhir. Angka-angka terbaru mengkonfirmasi perubahan besar dalam pola migrasi dibandingkan dengan sebelum Brexit.
Data pemerintah sebelumnya menunjukkan India, Nigeria, dan Filipina adalah negara-negara yang warga negaranya menerima visa kerja paling terampil pada tahun ini hingga Maret. Jumlah pekerja non-UE yang dipekerjakan di Inggris telah meningkat menjadi 3,9 juta dari 3,1 juta dalam enam tahun sejak Juni 2016.
Lebih dari satu juta pekerja UE pindah ke Inggris antara krisis keuangan 2008-2009 dan referendum Brexit Juni 2016. Perpindahan ini ketika jumlah pekerja kelahiran UE dalam pekerjaan secara luas stabil kurang lebih di bawah 2,4 juta.
Sumber:
Ikuti Whatsapp Channel Republika