Rabu 17 Aug 2022 12:20 WIB

Finlandia Pangkas Jumlah Visa untuk Warga Rusia

Penyeberangan perbatasan darat Finlandia jadi salah satu titik masuk Eropa.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Foto file 17 Maret 2020 ini, menunjukkan lalu lintas masuk ke Finlandia di stasiun perbatasan Nuijamaa di antara Finlandia dan Rusia di Lappeenranta, Finlandia, pada saat penutupan yang jarang terjadi karena COVID-19. Estonia dan Finlandia ingin negara-negara Eropa berhenti mengeluarkan visa turis ke Rusia di tengah perang di Ukraina. Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas mengatakan Selasa bahwa “mengunjungi Eropa adalah hak istimewa, bukan hak asasi manusia.” Rekannya dari Finlandia, Sanna Marin, mengatakan orang Rusia yang bepergian ke Eropa
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Kementerian Luar Negeri Finlandia mengatakan pada Selasa (16/8/2022), akan memangkas jumlah visa yang dikeluarkan untuk Rusia mulai 1 September. Penyeberangan perbatasan darat Finlandia tetap menjadi salah satu dari sedikit titik masuk ke Eropa bagi warga Rusia usai penutup wilayah udara untuk pesawat Rusia.

Pemerintah Finlandia sepakat untuk mengurangi jumlah turis Rusia setelah warga Rusia mulai menggunakan bandara Helsinki-Vantaa Finlandia sebagai pintu gerbang ke tujuan liburan Eropa. Ledakan kunjungan ini setelah Moskow mencabut pembatasan perbatasan terkait pandemi sebulan lalu.

Baca Juga

"Dan ini mungkin sangat tidak tepat jika kita, misalnya, memikirkan pembatasan wilayah udara yang diberlakukan untuk Rusia," kata Menteri Luar Negeri Pekka Haavisto setelah pembicaraan dengan pemerintah.

Finlandia akan memotong pengajuan aplikasi visa harian di Rusia dari 1.000 menjadi 500 per hari. Hanya 100 visa akan dialokasikan untuk turis Rusia.

Statistik Kementerian Luar Negeri menunjukan, jumlah visa yang diberikan sudah jauh lebih rendah daripada sebelum pandemi dan perang. Pada Juli, Finlandia hanya memberikan 16 ribu visa kepada Rusia, dibandingkan dengan 92.100 pada bulan yang sama pada 2019.

Haavisto mengatakan, Finlandia dan negara-negara Baltik juga akan mengusulkan agar Uni Eropa (UE) menghentikan perjanjian fasilitasi visa dengan Rusia. Fasilitas ini memudahkan warga Rusia melakukan perjalanan ke dan di dalam UE.

Beberapa pemimpin UE, seperti Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin dan Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, telah menyerukan larangan visa di seluruh UE. Namun upaya ini telah ditentang oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Senin (15/8/2022). Scholz mengatakan, warga Rusia harus dapat meninggalkan negara asal mereka jika mereka tidak setuju dengan pemerintah.

Menanggapi kritik Kanselir Jerman, menurut Haavisto, Finlandia sedang mencari cara untuk membuat visa kemanusiaan nasional. Pengecualian ini dapat diberikan kepada warga Rusia yang perlu melarikan diri atau mengunjungi Eropa untuk tujuan seperti jurnalisme atau advokasi.

Menurut aturan UE, seorang turis harus mengajukan permohonan visa dari negara yang ingin mereka kunjungi tetapi dapat memasuki area Schengen tanpa pemeriksaan perbatasan dari titik mana pun. Mereka yang memiliki visa Schengen dapat melakukan perjalanan di sekitarnya hingga 90 hari dalam periode 180 hari.

Anggota parlemen Rusia Oleg Morozov mengatakan dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh kantor berita RIA, bahwa Rusia harus berhenti mengizinkan orang Finlandia untuk bepergian ke negara itu. Pengecualian diberlakukan untuk hal-hal darurat, seperti perawatan medis atau menghadiri pemakaman. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement