REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia telah merelokasi pembawa bendera Afghanistan dalam Olimpiade, Kimia Yousofi bersama atlet lainnya dan anggota keluarga mereka yang melarikan diri dari kepemimpinan Taliban. Komite Olimpiade Australia (AOC) mengatakan, lima keluarga Afghanistan tersebut telah tiba di Australia dalam beberapa bulan terakhir.
Para atlet Olimpiade tersebut antara lain pelari cepat Yousofi, yang membawa bendera Afghanistan di Olimpiade Tokyo tahun lalu, dan peraih medali Asian Games taekwondo Ahmad Abasy. AOC mengatakan, secara keseluruhan 31 anggota keluarga telah tiba di Australia. Kedatangan gelombang pertama pada awal Juni dan kedatangan gelombang berikutnya pada pekan lalu.
"Untuk keluarga yang terlibat, tekanan dan ketidakpastian selama ini sangat besar. Banyak yang telah menghabiskan waktu di lokasi di luar Afghanistan, dan sekarang mereka berada di tanah Australia. Semua tiba dengan bahagia, meski kelelahan," kata Kepala Eksekutif AOC, Matt Carroll dalam sebuah pernyataan.
AOC bekerja sama dengan pemerintah Australia untuk mengamankan visa dan penerbangan bagi kedatangan para atlet Afghanistan tersebut. Sementara Komite Olimpiade Internasional memberikan dukungan keuangan selama mereka berada di lokasi sementara.
"Ini merupakan perjalanan bagi saya, tetapi saya sangat senang berada di sini. Saya pada dasarnya memulai hidup baru di sini," ujar Yousafi.
Australia mengevakuasi lebih dari 70 atlet Afghanistan, anggota keluarga dan pejabat pada tahun lalu ketika Taliban berkuasa. Sejak kembali berkuasa, Taliban melarang perempuan dan anak perempuan berpartisipasi dalam pertandingan olah raga. Sementara laki-laki tetap diizinkan untuk berpartisipasi dalam turnamen olah raga di tingkat komunitas maupun elit. Selain itu, Taliban juga melarang perempuan untuk bekerja, dan anak perempuan dilarang kembali ke sekolah.
Abasy mengatakan, olahraga adalah hak setiap manusia. Namun sejak Taliban kembali berkuasa, bidang olah raga memiliki perspektif gender.
“Sayangnya, sekarang di Afghanistan, olahraga memiliki perspektif gender dan anak perempuan tidak punya hak untuk berolahraga. Ini adalah kehilangan besar bagi olahraga Afghanistan dan dunia," kata Abasy.