Rabu 17 Aug 2022 18:11 WIB

Thailand Selatan Diguncang Bom dan Kebakaran yang Disengaja

Tujuh orang terluka akibat serangan itu.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Seorang perwira Thailand berdiri di samping kapal tanker minyak yang terbakar di sebuah pompa bensin di provinsi Pattani, Thailand selatan, Rabu, 17 Agustus 2022. Gelombang pembakaran dan serangan bom semalam melanda provinsi paling selatan Thailand, yang selama hampir dua dekade telah menjadi tempat pemberontakan separatis Muslim yang aktif, kata para pejabat Rabu.
Foto: AP Photo/Sumeth Panpetch
Seorang perwira Thailand berdiri di samping kapal tanker minyak yang terbakar di sebuah pompa bensin di provinsi Pattani, Thailand selatan, Rabu, 17 Agustus 2022. Gelombang pembakaran dan serangan bom semalam melanda provinsi paling selatan Thailand, yang selama hampir dua dekade telah menjadi tempat pemberontakan separatis Muslim yang aktif, kata para pejabat Rabu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pihak berwenang Thailand mengatakan terjadi ledakan dan kebakaran yang disengaja di 17 lokasi yang berbeda di selatan negara itu. Tampaknya insiden yang melukai tujuh orang ini merupakan serangan terkoordinasi.

Dalam pernyataannya, Rabu (17/8/2022) polisi dan militer mengatakan pengeboman dan pembakaran dilakukan pada tengah malam. Serangan itu mengincar toko dan pom bensin di tiga provinsi dan tujuh orang terluka ringan. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini.

Baca Juga

Selama berpuluh-puluh tahun provinsi-provinsi mayoritas muslim bagian selatan Thailand yang berbatasan dengan Malaysia dilanda pemberontakan kelompok-kelompok yang mengincar kemerdekaan. Provinsi-provinsi itu mencakup Pattani, Yala, Narathiwat dan sebagian Songkhla.

Organisasi pemantau kekerasan Deep South Watch mengatakan sejak 2004 sudah lebih 7.300 orang yang tewas dalam konflik-konflik di daerah itu. Perundingan damai yang digelar sejak 2013 kerap berulang kali terganggu.

Serangan terbaru terjadi setelah pemerintah Thailand memulai kembali perundingan dengan kelompok pemberontak utama Barisan Revolusi Nasional pada awal tahun ini. Setelah dua tahun terhenti karena pandmei.

Kelompok yang tidak ikut dalam perundingan tersebut Patani United Liberation Organisation (PULO) menggelar pengeboman di bulan Ramadhan. Mereka mengklaim dialog itu tidak inklusif. Pemerintah Thailand mengatakan siap berbicara dengan semua kelompok.

Pemimpin kelompok itu Kasturi Makhota mengatakan serangan terbaru "tidak ada hubungannya dengan Pulo."

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement