REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Polisi Kabul pada Kamis (18/8/2022) melaporkan total korban jiwa dalam ledakan di masjid Kabul ketika sholat magrib berlangsung kemarin. Sekurangnya 21 orang tewas dalam ledakan yang belum diketahui siapa yang bertanggung jawab.
Juru bicara polisi Khalid Zadran mengatakan, 33 orang lainnya terluka dalam ledakan tersebut. Saksi mata mengatakan, ledakan kuat memang terdengar di lingkungan Kabul utara. Ledakan menghancurkan jendela di gedung-gedung terdekat menurut saksi mata.
Seperti dilansir laman BBC, Kamis, kepala LSM Darurat yang menjalankan rumah sakit utama kota itu, Stefano Sozza mengatakan, pihaknya telah merawat 35 orang, termasuk anak-anak. Tim intelijen mengatakan penyelidikan mereka sedang berlangsung.
Seorang mahasiswa agama yang berada di luar masjid mengatakan bahwa dia melihat jasad dan terluka tergeletak di dalam, termasuk anak-anak yang menghadiri sholat magrib. Ledakan terjadi ketika masjid itu penuh sesak, bomnya kuat, dan seorang ulama lain tampaknya telah mengincar ISIS, kelompok yang muncul sebagai musuh paling kuat Taliban.
Dalam sebulan terakhir, tiga pemimpin agama terkemuka menjadi sasaran di Kabul dan ada pembunuhan di kota-kota lain. Pekan lalu adalah Syekh Rahimullah Haqqani, yang dikenal dekat dengan Taliban. Kali ini Amir Muhammad Kabuli, dikatakan sebagai penganut kepercayaan Sufi yang lebih moderat. Video yang diposting di media sosial menunjukkan adegan pembantaian.
Ciri-ciri ISIS adalah serangannya yang menghancurkan terhadap komunitas minoritas Syiah Hazara. Tapi fokus mereka sekarang tampaknya melebar tepat ketika Taliban merayakan satu tahun kekuasaan pengambilalihan yang mengakhiri satu babak dari perang berdarah yang panjang.