REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS — Sebuah serangan roket menghantam sebuah pasar di kota Al-Bab, di Suriah Utara pada Jumat (19/8). Peristiwa tersebut telah menewaskan 14 orang korban jiwa dan 35 orang luka-luka.
Dilansir dari Alaraby pada Sabtu (20/8), Serangan itu menargetkan kota yang dikuasai oleh pejuang oposisi yang didukung Turki, dari situs yang dikendalikan bersama oleh pasukan demokratik suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi dan rezin Assad.
Jumlah korban yang dilaporkan oleh TV Suriah datang setelah laporan awal dari Pertahanan Sipil Suriah, yang dikenal sebagai Helm Putih bahwa sembilan warga sipil tewas.
Ketegangan meningkat di Suriah utara, ketika Turki dan pasukan sekutu Suriahnya terus menembaki daerah-daerah yang dikuasai Kurdi di Suriah utara, menewaskan puluhan pejuang rezim dan SDF.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menyalahkan pasukan rezim Assad atas penembakan Al-Bab, mengatakan itu datang sebagai pembalasan atas serangan Turki.
SDF pada Kamis mengatakan bahwa mereka telah meluncurkan beberapa serangan yang menargetkan pasukan Turki, mengklaim telah menewaskan tujuh tentara.
Ankara telah mengancam selama berbulan-bulan untuk meluncurkan operasi skala besar di Suriah utara untuk membasmi apa yang disebutnya pasukan Kurdi "teroris" dan menciptakan zona penyangga di sepanjang perbatasan Suriah-Turki.
Turki menganggap kelompok Kurdi Suriah sebagai organisasi terdepan untuk PKK, yang telah memimpin pemberontakan bersenjata melawan negara Turki di wilayah mayoritas Kurdi di Turki sejak 1980-an.
Meskipun pertempuran telah berkurang selama beberapa tahun terakhir, penembakan dan serangan udara tidak jarang terjadi di Suriah utara.
Konflik Suriah yang dimulai pada Maret 2011, telah menewaskan ratusan ribu orang dan membuat setengah dari populasi pra-perang negara itu sebanyak 23 juta orang mengungsi.
Pasukan Presiden Bashar Assad sekarang menguasai sebagian besar wilayah Suriah dengan bantuan sekutu mereka, Rusia dan Iran.