REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Olaf Scholz memuji oposisi politik Rusia yang sedang dipenjara Alexei Navalny tepat dua tahun Navalny diracun. Scholz juga mengecam langkah Rusia membungkam kebebasan berbicara.
Dalam video yang dirilis Sabtu (20/8/2022) Scholz mengatakan ia sempat berbicara dengan Navalny saat politisi Rusia itu dalam masa pemulihan di Berlin. Menurutnya Navalny seorang pemberani yang ingin pulang ke Rusia untuk memperjuangkan demokrasi, kebebasan dan supremasi hukum.
Namun saat baru pulang Navalny yang merupakan kritikus paling vokal Presiden Vladimir Putin itu langsung dipenjara.
"Perang yang Rusia mulai terhadap Ukraina adalah perang yang juga menimbulkan konsekuensi pada Rusia, kebebasan dan demnokrasi sudah dalam bahaya sebelumnya, tapi kini kebebasan berekspresi jauh dalam bahaya dan banyak yang takut mengungkapkan pendapatnya," kata Scholz.
Ia menambahkan karena itu penting untuk mengingat Navalny sebab ia memperjuangkan keyakinannya. "(Yakni) masyarakat hidup paling baik dalam negara demokratis dan diatur supremasi hukum," katanya.
Navalny dihukum 11 setengah tahun penjara setelah didakwa bersalah melanggar pembebasan bersyarat dan penipuan dan menghina pengadilan. Ia mengatakan semua dakwaannya dibuat-buat sebagai alasan untuk memenjarakannya dan menekan ambisi politiknya.
Pada tahun 2021 lalu pria 46 tahun itu pulang dari Jerman usai menjalani perawatan intensif untuk memulihkan diri dari serangan racun di Siberia. Menurut laboratorium Barat merupakan Navalny diracun dengan racun saraf era Uni Soviet. Rusia membantah mencoba membunuhnya.