REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyatakan pada Ahad (21/8/2022), tentara telah menggunakan rudal hipersonik Kinzhal tiga kali di Ukraina. Rudal tersebut diarahkan ke sasaran-sasaran penting di Ukraina dan dianggap sangat efektif dalam operasi militer khusus yang sudah berjalan enam bulan.
Dikutip dari Anadolu Agency, Kinzhal adalah rudal balistik udara-ke-permukaan hipersonik berkemampuan nuklir. Rudal tersebut memiliki jangkauan lebih dari 2.000 kilometer. Kinzhal memiliki kemampuan untuk melakukan manuver mengelak di setiap tahap penerbangannya.
Selain senjata rudal tersebut, Shoigu mengatakan, tentara Rusia juga telah menggunakan jet tempur generasi ke-5 Su-57 di Ukraina. Meski mengerahkan berbagai persenjataan, Moskow menolak klaim Barat yang menuduh Rusia melakukan invasi untuk merebut kekuasaan.
Perang Rusia di Ukraina dimulai pada 27 Februari. Serangan itu telah menyebabkan ribuan orang meninggal dunia atau terluka, serta memaksa enam juta orang mengungsi ke luar negeri.
Moskow menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus" untuk "demiliterisasi" dan "denazifikasi" di Ukraina. Sedangkan Barat menilai tindakan itu merupakan perang agresi dan sebagai balasan telah menjatuhkan sanksi, termasuk larangan media pemerintah Rusia, pembekuan aset, serta mengecualikan bank negara tersebut dari sistem pembayaran internasional SWIFT